Pelajaran Agama Nilai Plus
Tak sedikit pelajar yang menjatuhkan pilihannya untuk menimba ilmu di madrasah. Salah satunya ialah Musylia Nur Fadhlia Muchtar, siswi Madrasah Aliyah Ummusshabri, Kendari.
Sejak awal siswa yang kini duduk di kelas sepuluh itu memilih madrasah lantaran keunggulannya. Madrasah mengajarkan dua ilmu sekaligus, pelajaran umum dan agama.
Menurutnya, prestasi teman satu sekolahnya di bidang umum tak diragukan. Mereka mampu bersaing dengan sekolah umum. “Lulusan dari Madrasah Ummusshabri pun banyak yang berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri,” kata Lia.
Banyak juga kegiatan di madrasah yang tidak dimiliki di sekolah umum. Seperti bahasa, siswa madrasah bukan hanya pintar bahasa Inggris, tetapi juga bahasa Arab. Ada juga kegiatan PKD (praktik kerja dakwah) yang hanya dimiliki kalangan madrasah.
Tidak kalah pentingnya, madrasah mengajarkan bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat. “Namanya berdakwah, pada akhirnya kita harus terjun ke masyarakat. Ilmu-ilmu ini yang diberikan di madrasah,” sambung anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Selain dakwah, Lia yang pernah menyabet peringkat pertama Lomba Mensyarah Alquran (Musabaqah Syarhil Quran) tingkat Provinsi Kendari itu, mengatakan justru melalui madrasah, bisa meraih ilmu dunia dan akhirat.
Hal sama dirasakan oleh Aria Prameswara, pelajar Madrasah Aliyah di Pondok Modern Albasyariah, Cigonewah, Bandung. Ia mengaku bosan dengan pelajaran yang diajarkan di sekolah umum.
Di Madrasah, ia mendapatkan tantangan baru dengan penekanan pada pelajaran agama dan bahasa Arab. Di antara tiga penjurusan di madrasah tersebut, ia memilih Jurusan Tarbiyatul Muallimin. Sebuah jurusan yang dikhususkan untuk pendidikan calon guru.
Ia berdalih, jurusan ini menarik untuk didalami. Soal kegiatan ekstrakulikuler juga tak jauh beda dengan sekolah umum. Malah, ada kegiatan yang tak ditemukan di sekolah umum, seperti debat dan pidato bahasa Arab. “Saya senang sekolah di madrasah,” ungkapnya.