Selasa 13 Nov 2012 20:42 WIB

Muslim Australia Sulit Dapat Pekerjaan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
Muslim Australia
Foto: theage.com.au
Muslim Australia

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Diskriminasi yang dialami komunitas Muslim terus terjadi di dunia kerja. Banyak pengusaha Australia merasa ragu mempekerjakan Muslim, utamanya kalangan Muslimah berjilbab. Hal itu diungkapkan Anggota Eksekutif, Dewan Islam Victoria, Mohahmmad Tabaa, Selasa (13/11). 

Menurutnya, diskriminasi yang terjadi semakin mengkhawatirkan. Sebagai contoh saja, ada pengusaha yang enggan mempekerja Muslim karena khawatir kehilangan pelanggan. "Momentumnya itu sejak serangan teroris dan islamofobia yang meningkat di negara-negara barat," kata dia seperti dikutip The Herald Sun, Selasa (13/11).

Pendapat itu juga didukung hasil riset yang dipublikasikan Newcastle University. Disebutkan, umat Islam merupakan komunitas agama yang paling mengalami diskriminasi dengan prosentase 13,4 persen, disusul Buddha (9,6 persen), Lutheran (4 persen), Ortodoks (4,9 persen). 

Sementara wilayah dengan konsentrasi Muslim seperti Broadmeadows dan Dallas memiliki tingkat pengangguran lebih dari 15 persen pada 2006. "Secara keseluruhan, sekitar 58 persen umat Islam memiliki pendapatan kurang dari 400 dolar AS perminggu. Sementara, hanya 41 persen penduduk Australia yang berpendapatan sama," kata dia. 

Peneliti menyimpulkan tingginya angka pengangguran di kalangan Muslim ditenggarai menghambat tempat kerja, termasuk kemampuan bahasa Inggris, tidak memiliki kualifikasi luar negeri yang diakui dan masalah agama. Namun, peneliti melihat hambatan terbesar Muslim untuk mendapatkan pekerjaan adalah serangan 9/11 dan bom Bali 2002.

Seperti diberitakan sebelumnya, guna menyiasati kesulitan komunitas Muslim mencari pekerjaan membuat mereka mengganti nama. Sebagian dari mereka, mengubah nama Mohammed menjadi Michael, Ahmed menjadi Allan, Haroun menjadi Harold, dan lainnya. Kadang adapula yang mengubah nama tanpa keterkaitan sama sekali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement