Selasa 13 Nov 2012 19:57 WIB

Asiyah, Perempuan Paling Mulia (4-habis)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

Sebagai Ibu dari Musa

Semasa hidupnya, Asiyah juga dipercaya Allah untuk menjaga takdir peradaban Islam.

Suatu ketika, Firaun Ramses II didatangi oleh seorang peramal. Peramal itu mengatakan bahwa kelak dia akan dibunuh oleh seorang lelaki dari Bani Israel. Namun, lelaki tersebut saat ini masih bayi.

Mendengar hal itu, Sang Firaun langsung memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh seluruh bayi lelaki Bani Israel sehingga menutup kemungkinan bayi itu tumbuh dewasa dan membunuh Sang Penguasa Mesir.

Bahkan, seorang ibu Bani Israil yang sedang hamil pun ditunggui oleh tentara Firaun. Jika ia melahirkan seorang bayi lelaki, tentara itu akan langsung membunuhnya.

Namun, Allah punya skenario yang lebih baik. Allah menyelamatkan salah satu bayi dari keturunan Bani Israel. Dia adalah Musa. Musa kecil ditemukan Asiyah sewaktu sedang mandi di sungai dekat istana.

Asiyah tiba-tiba melihat peti berisi bayi lelaki. Bayi itu diambil dan dibawanya pulang ke istana. Asiyah pun berusaha meyakinkan Firaun agar tidak membunuh anak tersebut.

Seperti dikutip dalam surah al-Qashash ayat 9, “(Ia) biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut menjadi anak sedangkan mereka tidak menyadari,” kata Asiyah.

Sang Firaun menyetujuinya. Bayi itu bahkan diangkat menjadi putra Firaun Ramses II. Asiyah pun menjaga bayi tersebut dengan seluruh cinta yang dimilikinya. Berkali-kali Asiyah menyelamatkan Musa dari kemurkaan Firaun.

Seperti saat Musa kecil, tiba-tiba sang bayi mencabut jenggotnya. Firaun yang kesakitan menjadi sangat marah dan memerintahkan pengawalnya untuk membunuh Musa. Namun, Asiyah segera mencegahnya. Dia meyakinkan Firaun bahwa Musa kecil belum mengerti atas apa yang dilakukannya.

Asiyah berhasil membesarkan tokoh kunci dalam takdir hidup Firaun di bawah batang hidung raja zalim itu sendiri hingga dewasa. Musa tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani.

Meskipun bukan anak kandungnya, rasa cinta Asiyah tak kurang terhadap Musa. Dia mengkhawatirkan keadaan Musa selayaknya seorang ibu kandung. Dia selalu mendoakan Musa agar bisa mendapatkan kemenangan atas Firaun.

Asiyah tidak hanya telah membuktikan diri sebagai hamba Tuhan yang baik, namun juga sebagai ibu yang baik dan pengasih. Asiyah termasuk sedikit di antara manusia yang namanya terukir dalam Alquran. Kepadanya, Allah berikan tempat yang mulia di sisi-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement