REPUBLIKA.CO.ID, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur tengah mempersiapkan lahirnya para dosen, dekan hingga rektor yang hafal Alquran.
''Di dunia ini Perguruan Tinggi yang paling hebat Harvard University, AS. Perguruan Tinggi yang nomor satu milik Islam adalah Al-Azhar Kairo Mesir. Orang tatkala menyebut nomor satu tidak ada yang mengklaim nomor dua apalagi nomor empat.”
“Makanya, saya katakan kepada mahasiswa dan dosen di sini kita harus harus ambil posisi kosong itu. Kapan? Bukan sekarang tapi 25 tahun yang akan datang,'' papar Rektor UIN Malang, Prof Imam Suprayogo.
Guna memenuhi target itu, sejak 2009 UIN Malang merekrut 35 mahasiswa baru yang sudah hafal Alquran.
''Saya ambil dari pondok, Aliyah-Aliyah yang ada di Indonesia. Ke-35 mahasiswa itu kita beri beasiswa, uang saku, uang buku dan macam-macam. Nanti kalau empat tahun mereka lulus dan nilainya baik lalu kita teruskan di S-2 hingga S-3,'' tuturnya.
Menurut Imam, dunia harus diprogram. ''Dunia jangan tumbuh alamiyah. Kalau alamiyah, tidak indah. Pemimpin kampus juga diprogram sehingga nanti menjadi indah jangan hanya berjalan alami.''
Karena itulah, Ustaz Yusuf Mansur meluncurkan program i'daad. Lewat program itu, para siswa SD yang akan meneruskan ke SMP atau SMP ke SMA atau SMA ke perguruan tinggi bisa vakum satu tahun dari pendidikan umum.
Selama satu tahun itulah, mereka digembleng dan dibekali dengan pendidikan Alquran dan Sunah. Sehingga, mereka memiliki bekal berupa kekuatan tauhid yang sangat kokoh dalam mengarungi kehidupan.
Prof Imam menilai, program /i'daad seperti itu perlu didukung, karena merupakan memprogram masa depan, bukan memprogram ujian. ''Saya senang sekali kalau ada inovasi seperti ini. Karena itu perlu kita dukung bersama-sama,'' paparnya.
Upaya itu, dinilai sebagai usaha untuk menciptakan nuansa Qurani di Indonesia.