Rabu 31 Oct 2012 17:27 WIB

Mencetak Generasi Qurani (1)

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Chairul Akhmad
Bocah-bocah Pakistan ini tengah belajar menghapal Alquran di sebuah madrasah di Islamabad.
Foto: Reuters/Rebecca Conway
Bocah-bocah Pakistan ini tengah belajar menghapal Alquran di sebuah madrasah di Islamabad.

REPUBLIKA.CO.ID, Perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, teknologi serta industri yang begitu hebat telah membuat tantangan hidup semakin berat.

Perubahan zaman pun sangat berdampak pada perilaku dan akhlak generasi penerus umat di masa depan.

Pengaruh budaya asing  baik yang positif maupun yang negatif dengan mudah masuk dan diserap anak-anak.

Tak heran,  jika sebagian besar orangtua  merasa khawatir dengan masa depan anak-anak mereka.

Fenomena seperti itu, sesungguhnya telah diprediksi Rasulullah sekitar 14 abad silam. Karenanya, Rasulullah SAW diakhir hayatnya berpesan kepada umatnya, ''Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Alquran) dan Sunah Rasulullah SAW.'' (HR Muslim).

Jika merujuk pada pesan Rasulullah SAW, para orangtua sesungguhnya tak perlu khawatir dengan perkembangan dan perubahan zaman yang terjadi saat ini. Kuncinya, para orangtua membekali putra-putri mereka dengan Alquran dan Sunah Rasulullah SAW.

''Sayangnya, pendidikan Alquran dan Sunah masih jadi agenda ke-17,'' ujar Pimpinan Daarul Quran, Ustaz Yusuf Mansur. Sebagian besar orangtua ternyata  lebih mengutamakan kursus-kursus yang lain ketimbang membekali anak-anak mereka dengan Alquran dan Sunah.

Menurut Ustaz Yusuf,  sangat penting bagi para orangtua membekali  anak-anaknya dengan Alquran dan Sunah. ''Jika telah dibekali dengan Alquran dan Sunah yang kuat, maka seorang anak akan mampu menghadapi ujian hidup di mana pun berada,''  ungkapnya.

 

Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad, mengungkapkan, Alquran merupakan Dustur al-Islam al-Awwal (Undang-Undang Islam yang pertama). Karena itu, kata dia, perlu disosialisasikan kepada umat Islam, sejak kanak-kanak. Bahkan sebelum anak-anak lahir.

Karena itu, papar dia, ayah dan ibunya  harus selalu membaca Alquran. ''Jadi, walapun anaknya belum lahir, jika  ayah dan ibunya selalu membaca Alquran, maka perasaan getaran-getaran spiritualitas ini akhirnya merasuk pada DNA yang akan bisa memengaruhi kepada anak-anak. Sehingga begitu seorang anak keluar dari rahim seorang ibu, anak itu sudah terbiasakan dengan itu,''  papar Ahsin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement