REPUBLIKA.CO.ID, Puncak ibadah haji yang agung adalah wukuf di Arafah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa wukuf di Arafah itulah sebenarnya yang haji.
Sayang sekali puncak dari ibadah haji yang menjadi puncak rukun Islam seseorang dilewati tanpa adab. Inilah adab-adab jamaah dalam melaksanakan wukuf di Arafah.
1. Hendaklah bergerak dari Mina pada pagi tanggal 9 Dzulhijjah menuju ke Namirah melalui jalan Dhab. Sebenarnya diperbolehkan melalui jalan lain jika jalur Dhab sangat padat dan macet. Namun, tentu saja jalur tersebut yang lebih utama.
2. Disunahkan untuk mandi di Namirah sesudah matahari tergelincir di siang hari. Kemudian baru menuju Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf.
3. Semua hujjaj disyariatkan untuk melakukan wukuf walau ia dalam keadaan haid. Bahkan orang yang sakit dan masih memungkinkan untuk dibawa ke Arafah, maka ia harus datang ke Arafah walau cuma sebentar.
Wukuf di Arafah tidak boleh diwakilkan. Sebagaimana hadis Rasulullah, ibadah haji itu adalah wukuf di Arafah. Jika ia tidak hadir di Arafah, maka hajinya tidak sah.
4. Disunahkan melakukan Wukuf di Mauqif Rasul, yaitu di sisi Shakharat di kaki Bukit Rahmah. Jika memungkinkan, datangilah tempat itu. Namun jika keadaan penuh sesak, cukup memilih tempat yang terdekat dengan Mauqif Rasul. Hindarilah berdesak-desakan apalagi menyakiti sesama Muslim akibat saling dorong.
5. Memperbanyak doa dan berdoa menghadap kiblat hingga matahari terbenam. Bertobatlah dari dosa-dosa, dan menangislah mengharap ampunan Allah. Sesalilah semua kesalahan dan sibukkanlah diri dengan berdzikir. Jangan larutkan hari penting tersebut dengan mengobrol dan bersenda gurau atau berbincang-bincang yang tidak ada manfaatnya.
6. Ber-ifadhah dari Arafah melalui jalan Ma’zamain.
7. Hendaklah berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Hendaklah dimaklumi kepadatan jamaah haji dari seluruh dunia yang memadati Arafah. Jangan sampai saling dorong dan menyakiti orang lain.
8. Memperbanyak ucapan talbiyah dalam perjalanan ke Mina, di Arafah, di Muzdalifah, hingga saat melempari Jumrah Aqabah.
9. Berangkat dari Muzdalifah, sesudah sinar matahari terang, tetapi sebelum matahari terbit. Melempari Jumrah Aqabah antara matahari terbit sampai dengan matahari tergelincir, sambil membaca Allahu Akbar pada tiap-tiap melemparkan anak batu.
10. Kalau bisa, hendaklah menyembelih sendiri binatang hadyu. Atau sekurang-kurangnya menyaksikan penyembelihannya.
11. Memakan sebagian daging binatang hadyu, berjalan kaki untuk melempari jumrah yang tiga pada hari-hari Tasyriq. Membaca takbir dan berhenti dengan menghadap kiblat untuk berdoa, terkecuali melempari jumrah.