REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Wartawan Republika Endah Hapsari dari Madinah
MADINAH---Menyusul masalah transportasi terutama bus untuk layanan jamaah calon haji, pemerintah menyatakan akan melakukan negosiasi ulang dengan pihak terkait di Arab Saudi.
Hal ini diungkapkan oleh Sri Ilham Lubis, direktur layanan haji dan umrah Kementerian Agama RI, Selasa (16/10). "Kami juga akan meminta mereka agar bisa memenuhi standar tertentu,’’ ujar Sri.
Keinginan untuk melakukan negosiasi ulang dengan pihak naqabah, semacam badan organda Arab Saudi, terkait dengan beberapa masalah yang muncul akibat dari kondisi angkutan bus Saudi. Sebut saja seperti insiden bus Saudi yang terbakar ketika mengangkut jamaah calon haji Indonesia asal Sulawesi Selatan.
Selain itu, masalah juga muncul lantaran ada perusahaan bus Saudi yang memiliki keterbatasan kapasitas bagasi. Alhasil, tak sedikit bagasi jamaah terpaksa ditinggal sementara lantaran tidak memungkinkan untuk diangkut sekaligus.
Untuk mengatasi soal ini, biasanya pengelola daerah kerja seperti di Madinah harus mencarikan solusi secara swadaya agar masalah tas tercecer itu segera tuntas.
Sri menambahkan, untuk mengatasi soal kapasitas bagasi yang terbatas, pihaknya akan meminta adanya solusi seperti semacam penambahan fasilitas agar lebih banyak lagi bagasi jamaah yang bisa terangkut. Ini terutama untuk mengantisipasi gelombang kedua jamaah calon haji.
Pihaknya juga akan mendesak naqabah agar ada penggantian bus-bus yang tak layak. Misalnya, bila terjadi bus yang mengalami kerusakan, naqabah diminta segera memberikan penggantinya. "Kami akan terus memperkuat pengawasan layanan transportasi,’’ ungkapnya.