REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Gejolak yang terjadi di dunia Islam sebagai akibat munculnya film "Innocence of Muslims" tidak menular ke India. Sebaliknya, Muslim India justru bersikap tenang dan santun.
"Ketika ada rencana pembakaran Alquran, kami tidak menyukainya tapi kami tidak mendukung mereka yang mengedepankan aksi kekerasan," kata Sekjen Markazi Jamiat Ahle Hadees Hind, Maulana Asghar Ali, seperti dikutip onislam.net, Selasa (2/10).
Muslim India lebih memilih menggelar aksi damai. Mereka menghindari aksi yang berujung kekerasan. "Rasulullah SAW memberi teladan kepada kita semua bagaimana merespons hinaan kepada dirinya. Itulah yang coba kami terapkan disini," ujarnya.
Menurut Ashgar, Muslim India setelah munculnya film tersebut, menggelar pertemuan guna memastikan segala bentuk provokasi tidak akan berhasil. Mereka ingin menampilkan sosok Muslim yang sebenarnya. "Jadi, apa pun hal yang ingin memancing kami itu tidak berhasil."
Pemimpin komunitas Salafi India, Maulana Hulam Nabi Shah, mengatakan umat Islam merasa terluka dengan penggambaran negatif Nabi SAW dalam film. "Umat Islam harus bersatu dalam hal ini. Kita tunjukkan kecintaan umat Islam terhadap Nabi Muhammad SAW," imbaunya.