REPUBLIKA.CO.ID, 5. Penderita penyakit hati kronis harus mengikuti saran dokter yang merawat, baik mengenai diet, konsumsi obat, aktivitas fisik, dan larangan makanan tertentu;
6. Pengidap penyakit batu empedu dengan atau tanpa infeksi empedu harus segera dioperasi sebelum berangkat ke Tanah Suci, jika memang dibutuhkan. Apabila tidak ada indikasi butuh dioperasi, umumnya pengidap penyakit ini akan diberi obat-obatan untuk meminimalisir atau menghancurkan batu-batu empedu tersebut.
Jika kita sering merasa nyeri pada perut akibat batu empedu maka lebih baik dioperasi agar tidak mengganggu aktivitas ibadah selama di Tanah Suci;
7. Apabila kita mengidap penyakit paru-paru kronis maka tentu perawatan yang serius sangat dibutuhkan. Penderita penyakit paru-paru akibat infeksi tuberkulosis yang aktif harus berobat secara intensif agar penyakit tersebut tidak aktif.
Apabila sampai waktu pemberangkatan kita masih mengidap penyakit tersebut, yang ditandai adanya kuman tuberkulosis dalam dahak, petugas kesehatan akan melarang kita untuk berangkat, sebab dikhawatirkan menular pada jamaah haji yang lain;
Apabila kita mengidap asma, sesak napas, atau penyakit paru-paru obstruktif menahun, maka selama masih di Tanah Air kita harus mengobatinya sampai sembuh. Hindarilah asap rokok atau polusi udara. Menggunakan masker, menghindari kelelahan, beristirahat yang cukup, tidak minum minuman dingin, dan tidak memaksa diri untuk melakukan ibadah sunnah yang menguras tenaga dapat membantu kita meminimalisir penyakit tersebut kambuh;
8. Jamaah haji yang mengidap penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensi baik dengan gagal ginjal atau tidak, maka perawatan teratus sebelum berangkat sangat penting. Aktifitas fisik harus dibatasi, obat-obat jantung harus diminum secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter;
9. Jamaah yang menderita penyakit berisiko tinggi yang lain, seperti gangguan lambung (maag), gangguan jiwa, gangguan kandungan, dan tumor, juga harus melakukan pemeriksaan yang lengkap dan teratur sebelum berangkat ke Tanah Suci. Bekal obat selama menunaikan haji juga sangat penting, sebab persediaan obat di kloter atau BPHI tidak mencakup penyakit- penyakit Risti tersebut;
10. Mengikuti anjuran petugas kesehatan kloter maupun TPHI dan TPIHI baik dalam masalah kesehatan maupun masalah ibadah.