Jumat 28 Sep 2012 12:50 WIB

Menabung Enam Tahun untuk Naik Haji

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Dewi Mardiani
Jamaah haji di Kota Suci Makkah, Arab Saudi.
Foto: Antara
Jamaah haji di Kota Suci Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Untuk lebih dari 40 hari ke depan, Dopir (62 tahun), dipastikan tidak akan nampak lagi dalam shalat berjamaah lima waktu di Masjid Al Ikhlas, Monang Maning, Denpasar, Bali. Sehari-hari, Dopir melaksanakan shalat fardu di masjid itu. Sebab pada 4 Oktober mendatang, dia akan berangkat menunaikan ibadah haji.

Dopir akan berangkat ke Makkah bersama istrinya, Siti Mariha. Mereka tergabung dalam kloter 40 Surabaya dan harus sudah masuk Asrama Haji Sukolilo pada 5 Oktober 2012. Karenanya, dia bersama rombongan calon jamaah haji lainnya dari Denpasar, Bali, akan berangkat ke Surabaya pada 4 Oktober.

Dopir sehari-hari bekerja sebagai tukang pangkas rambut. Sebagaimana pemangkas rambut lainnya asal Madura, dia juga menggunakan label pangkas rambut "Madu Ratna". Dari kegiatan memangkas rambut itulah Dopir menghidupi keluarganya.

Sejak 2004 dia mulai menambung sisa uang dapurnya dan diniatkan untuk menunaikan ibadah haji. "Saya kira semuanya tergantung dari niat kita. Kalau ada niat, pasti bisa," kata Dopir, Kamis (27/9).

Setelah enam tahun menabung, Dopir menghitung tabungannya dan jumlahnya sudah Rp 40 juta. Sambil mengingat-ingat tanggal persisnya, Dopir mengaku pada Februari 2010, dia bergegas untuk menyetorkan uangnya sebagai setoran awal untuk menunaikan ibadah haji di salah satu bank di Denpasar. Dia pun dapat nomor porsi dan dua tahun kemudian, yakni April 2012 dia menerima surat panggilan dari kantor Kementerian Agama untuk berangkat haji tahun ini.

Antrean untuk mendapatkan giliran naik haji di Denpasar Bali, sudah mencapai enam tahun, sehingga waktu menunggu yang hanya dua tahun bagi Dopir merupakan karunia Allah SWT. Dopir mengaku tidak menyangka undangan ke Tanah Suci datang begitu cepat, namun itu katanya, merpakan kehendak Allah SWT.

Karenanya, setelah mendapat penjelasan dari petugas di bagian Urusan Haji Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar, bahwa memang benar dia mendapat panggilan menunaikan haji, Dopir kemudian berusaha sekuat tenaga mencari tambahan dana untuk menutupi kekurangan setoran biaya hajinya. "Alhamdulillah urusan saya dimudahkan Allah dan kekurangan setoran hajinya bisa tertutupi," kata Dopir.

Lelaki dengan lima anak dan enam cucu itu mengaku akan mengikuti saja tata cara ibadah haji yang diperolehnya selama kegiatan pelatihan manasik haji. Dopir meyakini bahwa dengan menaati apa yang diperolehnya selama mengiktu bimbingan pelaksanaan manasik haji, akan membantu dia melaksanakan ibadah di Tanah Suci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement