REPUBLIKA.CO.ID, Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang telah membawa peradaban Islam mencapai kejayaan pada abad ke-8 M hingga 13 M.
Pada masa itu, peradaban Islam telah melahirkan segudang ulama, ilmuwan, cendekiawan, khalifah, serta pemimpin yang berkualitas.
Ajaran pertama agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW adalah membaca. Islam mengajarkan umatnya untuk berpikir dan mencari pengetahuan agar dapat mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Itulah sebabnya, dalam Alquran kata Ilm (pengetahuan) disebut secara berulang-ulang sebanyak 750 kali.
Rasulullah SAW juga menyerukan umatnya untuk mencari pengetahuan sejauh dan semampunya. Nabi Muhammad bahkan dalam sabdanya mengingatkan agar umat Islam belajar sepanjang hayat, sejak dilahirkan hingga meninggal dunia.
Perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW itulah yang dijadikan pegangan para penguasa Muslim di era kekhalifahan untuk mendukung dan menopang pendidikan.
Dalam ajaran Islam, proses pendidikan tersebut harus sudah mulai dilakukan sejak usia kanak-kanak. Karena tujuan akhir yang akan dicapai adalah agar anak didik memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang baik.
Di era keemasan Islam, pendidikan telah dimulai sejak anak-anak berusia lima tahun. Pendidikan anak usia dini (PAUD) telah diterapkan peradaban Islam sejak belasan abad silam. Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, pada masa keemasan, Alquran memiliki peran yang sangat sentral dalam peradaban Islam.
“Wajarlah kalau pendidikan Islam berkisar di seputar kitab suci yang dipandang sebagai basis bagi semua pengetahuan,” ujar guru besar untuk bidang Agama dan Hubungan Internasional serta guru besar untuk bidang Studi Islam di Universitas Georgetown itu.
Menurut dia, pada usia enam tahun, seorang anak di zaman kejayaan Islam sudah mulai bersekolah. Kesibukan utamanya adalah menghafal Alquran sesempurna mungkin.