Selasa 18 Sep 2012 20:41 WIB

Museum Louvre Resmikan Bangunan Khusus Peninggalan Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Museum Louvre di Paris, Prancis akan meresmikan bangunan yang khusus menyimpan benda-benda peninggalan Islam.
Museum Louvre di Paris, Prancis akan meresmikan bangunan yang khusus menyimpan benda-benda peninggalan Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Museum Louvre, akan meresmikan bangunan baru pada pekan ini. Istimewanya, bangunan dua lantai ini akan berisi peninggalan sejarah Islam sejak era kejayaan hingga kini.

Proyek ini merupakan inisiatif mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac pada akhir pemerintahannya. Inisiatif itu segera mendapat sambutan dari Arab Saudi, Maroko, Kuwait, Omandan Azerbaijan.

Dana sebesar 131 juta dolar AS terkumpul dari dana hibah kelima negara tersebut. Sekitar tiga ribu karya berharga dari abad ketujuh hingga ke-19 telah memenuhi bangunan seluas tiga ribu meter persegi tersebut. Belum lagi, 18 ribu peninggalan sejarah Islam dari Eropa hingga India.

Kepala Departemen Seni Islam Louvre, Sophie Makariou mengatakan tujuan dibangunnya ruangan khusus peninggalan Islam ini adalah mengurangi kecurigaan barat terhadap Islam dan umat muslim. “Ini berati bukti peradaban Islam, berikut dengan pengaruhnya pada peradaban dunia diperlihatkan. Saya kira Islam itu luar biasa,” kata dia.

Sophie mengakui tidak mudah membuat satu bangunan khusus guna memudahkan pengunjung mendapatkan benang merah dari perjalanan mereka mengunjungi bangunan ini. Sebagai contoh, tidak mudah untuk begitu saja membanjiri bahasa Inggris pada setiap koleksi. “Jadi, kami harus berhati-hati,” ucapnya.

Seperti diutarakan sebelumnya, peninggalan sejarah Islam yang berada di bangunan ini tergolong langka. Sebut saja, permadani peninggalan dinasti Moghul, lukisan miniatur Iran yang terbuat dari emas dan perak, hingga makario (vas) dari Suriah. Juga tampak kaligrafi khas Asia tengah, seni gading dan lainnya.

Pangeran Arab Saudi, Alwaledd Waleed bin Talal mengatakan pihaknya berharap bangunan ini akan menawarkan pemahaman dan toleransi yang dibutuhkan. “Harus diakui, hubungan Eropa dan dunia Islam pernah melalui periode penuh gejolak,” tukasnya.

Presiden Prancis Francois Hollande berencana membuka bangunan itu, Selasa (18/9) ini. Bangunan ini baru dibuka untuk umum Sabtu mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement