Selasa 04 Sep 2012 20:02 WIB

Kurban Membentuk Solidaritas Sosial (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Penyembelihan hewan kurban (ilustrasi).
Foto: Republika/Maspril Aries
Penyembelihan hewan kurban (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Lebih jauh lagi, kaum Muslim harus rela berkorban baik harta dan jiwa, maupun tenaga dan fikirannya untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim.

Kepasrahan Totalitas

Ibadah kurban merupakan salah satu bentuk kemuliaan seorang hamba. Sebab, dengan berkurban berarti dirinya telah mengalahkan kepentingan pribadinya demi pengabdiannya kepada Allah. Dan hanya orang-orang yang penuh kecintaan dan kepasrahan untuk berkurban.

Sebagaimana dijelaskan dalam sejumlah hadis Nabi Muhammad SAW, kurban merupakan ibadah yang sangat mulia dan agung. Tidak ada satu pun perbuatan manusia yang paling disukai Allah pada hari raya haji (selain) dari mengalirkan darah (berkurban).

“Sesungguhnya, orang yang berkurban itu datang pada hari kiamat membawa tanduk, bulu, dan kuku binatang kurban itu. Dan sesungguhnya darah (kurban) yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah dari (darah itu) jatuh di permukaan bumi. Sucikanlah dirimu dengan berkurban itu.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Aisyah).

Perihal keutamaan ibadah kurban ini juga diterangkan dalam sebuah hadis dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada sedekah uang yang lebih mulia dari yang dibelanjakan untuk kurban di Hari Raya Idul Adha.” (HR Daruquthni).

Sebagai salah satu ibadah yang hukumnya sunah, setidaknya ibadah kurban mengandung nilai-nilai dimensi tauhid dan dimensi spiritual. Dalam sejumlah riwayat disebutkan, kurban di zaman para nabi dan rasul terdahulu terlukis dengan jelas bahwa harga dan nilai kurban itu adalah ketakwaan dan kesabaran dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.

KHE Abdurrahman dalam bukunya “Hukum Kurban, Akikah dan Sembelihan” memaparkan, harga dan nilai kurban dalam pandangan Allah SWT ialah pembangkit utama yang menggugah niat yang ikhlas dan mencerminkan keteguhan iman serta ketakwaan yang murni. Karenanya, ibadah kurban dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dimensi tauhid

Ibadah kurban mempunyai nilai ketauhidan yang sangat kental. Ibadah kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dengan mengorbankan anak yang dicintainya mengajarkan kepada manusia sikap bertauhid yang sesungguhnya.

Nabi Ibrahim mampu membebaskan dirinya dari penghambaan kepada materi (dalam hal ini anak yang dicintainya) menuju penghambaan kepada Allah semata.

Melalui ibadah kurban ini, Nabi Ibrahim memperlihatkan keimanan, ketundukan, dan ketaatannya hanya kepada Allah. Beliau juga telah berhasil melepaskan diri dari kecintaannya terhadap dunia, baik jasad, jiwa, hati, maupun ruhnya, karena hal tersebut akan menjadi penghalang seseorang untuk melakukan pengorbanan, ketaatan, atau kepatuhan dalam menjalankan perintah Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement