Kamis 30 Aug 2012 15:43 WIB

Nilometer, Perpaduan Arsitektur Islam dan Yunani Kuno (1)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Nilometer yang berada di Pulau Rawda (Roda), Fustat, Mesir.
Foto: en.wikipedia.org
Nilometer yang berada di Pulau Rawda (Roda), Fustat, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, Khazanah seni rancang bangunan (arsitektur) dalam dunia Islam tidak hanya sebatas pada bangunan keagamaan, seperti masjid, madrasah, dan mushala.

Para arsitek Muslim di masa kejayaan Islam juga dikenal berkat karya-karyanya dalam merancang berbagai macam bangunan sekuler. Salah satunya adalah bangunan Nilometer yang berada di Pulau Rawda (Roda), Fustat (kota tua Kairo), Mesir.

Nama bangunan ini (Nilometer) diambil selain karena letaknya di Roda, sebuah pulau di Sungai Nil, juga karena fungsinya sebagai alat untuk mengukur tinggi permukaan air Sungai Nil.

Sepanjang Agustus hingga September, Nilometer difungsikan untuk mengatur distribusi air ke lahan-lahan pertanian di wilayah aliran Sungai Nil. Jumlah air yang telah didistribusikan tersebut nantinya akan digunakan sebagai indikator penghitungan pajak pengairan kepada pemerintah.

Bangunan Nilometer yang saat ini masih bisa kita saksikan di Pulau Rawda tersebut merupakan hasil rancangan Al-Farghani dan arsitek Ahmad ibn Muhammad Al-Hasib. Dibangun pada 861 M atas perintah Khalifah Al-Mutawakil (847-861 M) dari dinasti Abbasiyah.

Kalangan sejarawan meyakini bangunan seperti Nilometer ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Dalam tulisannya yang bertajuk “The Nilometer on Rawda (Roda) Island in Cairo”, Ismail Abaza memaparkan, dari bukti temuan fisik, masyarakat Mesir yang hidup pada periode Firaun (raja-raja Mesir kuno) telah mengenal sistem pendistribusian air dengan nilometer.

Banjir yang kerap melanda wilayah di sepanjang aliran Sungai Nil telah mendorong munculnya penemuan Nilometer.

Bangunan serupa juga pernah dibangun oleh penguasa Dinasti Umayyah, yakni di masa pemerintahan Sulaiman Abdul Malik. Nilometer yang dibangun sekitar tahun 715 M ini terbilang sangat sederhana dibandingkan Nilometer hasil rancangan Al-Farghani.

Namun, bangunan Nilometer yang pernah mengalami renovasi pada masa Khalifah Al-Ma'mun tersebut hancur diterjang banjir besar yang melanda kawasan sepanjang Sungai Nil pada 850 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement