REPUBLIKA.CO.ID, Seni membuat kaca atau gelas merupakan salah satu pencapaian yang pernah ditorehkan peradaban Islam di era keemasan.
Namun, pencapaian umat Islam yang begitu tinggi itu seakan dinihilkan peradaban Barat. Para ahli kaca atau gelas Barat tak pernah menghitung keberhasilan serta warisan yang telah disumbangkan umat Islam dalam pembuatan kaca serta gelas.
Seakan ingin menutupi keberhasilan yang pernah dicapai umat Islam, para ahli kaca di Barat selalu menonjolkan kemewahan seni pembuatan kaca di Eropa.
Padahal, teknologi dan teknik pembuatan kaca atau gelas yang dikuasai Barat, saat ini, merupakan hasil transfer pengetahuan dan teknologi dari dunia Islam.
''Apa yang dilakukan para ahli kaca atau gelas Barat sungguh tak adil, karena menyembunyikan nilai-nilai seni kaca Islami serta menihilkan pencapaian yang sesungguhnya,'' kata Norman A Rubin dalam tulisannya berjudul “Islamic Glass Treasure: The Art of Glass Making in the Islamic World”.
Berbicara mengenai sejarah seni pembuatan kaca atau, papar Rubin, prestasi gemilang yang telah ditorehkan dunia Islam tak bisa dilupakan. Para seniman Muslim telah memberi sumbangan yang begitu besar dalam pembuatan kaca atau gelas.
Menurut Rubin, para seniman Muslim itu telah menciptakan bentuk dan pola baru dalam teknik pembuatan kaca atau gelas. ''Para seniman Muslim telah melahirkan roh serta semangat artistik baru dan pendekatan seni Islam," ungkapnya.
Sejatinya, seni pembuatan kaca atau gelas memang telah berkembang sebelum ajaran Islam diturunkan. Ketika umat Islam mulai membentangkan wilayah kekuasaan pada abad ke-7 M, pembuatan gelas atau kaca telah berkembang di Mesir dan kawasan Asia barat.