REPUBLIKA.CO.ID, Seni rupa pada zaman Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian Bizantium sebagai akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari Makkah ke Suriah.
Seni rupa ini banyak memperlihatkan ciri khas Kristen awal, yaitu bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti terlihat di Masjid Umayyah yang awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior masjid ini digarap seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.
Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir dan seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan. Seni ukir yang berkembang pesat pada zaman itu ialah penggunaan khat Arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Alquran, hadis Nabi SAW, dan rangkuman syair yang dipahat dan diukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana, dan gedung-gedung.
Salah satu masjid yang dibangun pada masa Dinasti Umayyah adalah Masjid Kubah Batu (Qubbat As-Sakhrah) di Yerusalem. Masjid yang didirikan pada zaman Khalifah Abdul Malik ini ditujukan sebagai pengingat tempat naiknya Nabi Muhammad SAW ke langit pada peristiwa Isra Mikraj.
Bangunan masjid peninggalan Dinasti Umayyah lainnya yang masih bisa kita saksikan hingga hari ini adalah Masjid Al-Aqsa (saat renovasi) dan Masjid Agung Umayyah di Damaskus yang dibangun pada masa Khalifah Al-Walid I.
Selain bangunan masjid, Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana dan benteng pertahanan. Bangunan istana pada masa ini memiliki ciri tersendiri, yaitu bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing walaupun kini banyak yang telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra.