Jumat 10 Aug 2012 22:10 WIB

Benteng Merah, Sintesis Karya Seni Dua Benua (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Benteng Merah di India.
Foto: blogspot.com
Benteng Merah di India.

Saksi Terakhir Dinasti Mughal

Tak hanya indah, bangunan kompleks Benteng Merah juga memiliki nilai historis yang panjang. Ia merupakan saksi penting perjalanan sejarah para penguasa India.

Setelah kematian istrinya yang bernama Mumtaz Mahal, Shah Jahan yang mulai berkuasa tahun 1628, memindahkan pusat pemerintahannya dari Agra ke Delhi.

Ia kemudian membangun kota baru, Shahjahanabad (kini Old Delhi), dan mendirikan istana barunya di kota yang terletak di antara Perbukitan Aravalli dan Sungai Yamuna.

Pada tahun 1638, Shah Jahan mulai membangun Benteng Merah, kompleks yang dia fungsikan sebagai benteng, istana, dan taman.

Di benteng itulah, pemerintah kolonial Inggris mengakhiri kekuasaan Dinasti Mughal, yang telah memerintah selama tiga abad, dengan melengserkan Bahadur Shah Zafar, penguasa terakhir Dinasti Mughal, dari takhtanya.

Sultan Bahadur Shah berhasil digulingkan dari takhtanya setelah peristiwa pemberontakan Sepoy tahun 1857. Segera setelah pemberontakan itu, Sultan Bahadur Shah diadili di Benteng Merah.

Selain menjadi saksi bisu peristiwa penggulingan raja terakhir Dinasti Mughal, Benteng Merah juga menjadi saksi penting dalam peristiwa pengadilan militer terhadap tiga perwira Tentara Nasional India. Peristiwa kelam dalam sejarah bangsa India tersebut terjadi pada bulan November 1945. Ketiga perwira tersebut diadili di dalam kompleks Benteng Merah.

 

Selama dalam kekuasaan Inggris, kompleks Benteng Merah mengalami alih fungsi. Pada periode ini, benteng ini digunakan sebagai markas besar Angkatan Darat Kerajaan Inggris Raya.

Bahkan, setelah India memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1947, kompleks Benteng Merah tetap berada di bawah kendali Angkatan Darat India hingga tahun 2003. Baru pada bulan Desember 2003, Angkatan Darat India menyerahkan pengelolaan Benteng Merah kepada Departemen Pariwisata India.

 

Di era modern, benteng ini juga mempunyai nilai sejarah tinggi. Lahore Gate yang merupakan pintu gerbang utama benteng tersebut, menjadi tempat Pandit Jawaharlal Nehru memproklamasikan kemerdekaan India pada 15 Agustus 1947. Dan, sejak saat itu pada setiap tahun, di tanggal yang sama, presiden India membacakan pidato kenegaraannya di Lahore Gate.

Untuk mengenang jasa-jasa para pejuang India ini, kemudian dibangun sebuah museum sejarah yang dinamakan ‘lukisan darah’. Penggunaan nama tersebut lebih ditujukan untuk menggambarkan para pejuang muda India dari abad ke-20 yang gugur dalam perang kemerdekaan bersama dengan kisah kemartiran mereka. Ada juga sebuah museum arkeologi dan museum peringatan perang India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement