Jumat 10 Aug 2012 04:30 WIB

1x24 Jam Harap Lapor, Ngebut Benjol!

  Muslim Kuba shalat Maghrib berjamaah usai makan Iftar atau buka puasa bersama di Havana, Cuba, Jumat (3/8).   (Desmond Boylan/Reuters)
Muslim Kuba shalat Maghrib berjamaah usai makan Iftar atau buka puasa bersama di Havana, Cuba, Jumat (3/8). (Desmond Boylan/Reuters)

REPUBLIKA.CO.ID,  Assalamu’alaikum Wr Wb

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Dahulu jika saya sedang berkendara motor melewati daerah kompleks perumahan seringkali melihat tulisan terpampang: “1 x 24jam tamu harap lapor”, yang menarik jika melewati perumahan padat apalagi gang, selain tulisan tersebut tapi biasanya ada juga tulisan “ngebut benjol!”

 

Pada zaman Orde Baru yang penuh dengan “kehati-hatian”, sistem keamanan “1 x 24 jam tamu harap lapor” bisa dinyatakan sukses. Pemerintah dengan konsep siskamling (sistem keamanan lingkungan), menghasilkan barisan Hansip (pertahanan sipil).

Yang menurut saya berhasil membuat sistem kontrol yang mengakar sampai ke tingkat rumahan sekalipun. Mungkin sekarang sistemnya masih sama tetapi disebut dengan satpam (satuan pengamanan). Bedanya satpam terasa lebih profesional, karena dilatih oleh satuan kepolisian mempunyai sertifikasi khusus dan sebagainya, berbeda dengan hansip pada jaman dahulu.

Dengan sistem kontrol tersebut petugas keamanan merasa perlu mengetahui siapa tamu yang menginap, darimana, apa keperluannya dan sebagainya. Semua itu dilakukan agar semua berada dalam kontrol, agar situasi dapat dikatakan terkontrol atau aman terkendali 24 jam penuh sehari.

Dari ide bahasan tersebut pernahkah kita mencoba untuk mengontrol diri kita selama 24 jam penuh?. Perlukah kita menjaga diri kita sepenuhnya?, bisakah kita kehilangan kontrol?. Saya teringat seorang komandan tentara Jerman dalam sebuah pesta bertanya kepada Mr. Schindler dalam film schindler’s list, “mengapa kamu tidak pernah minum sampai mabuk ?”, lalu Mr. Schindler menjawab “control is power”.

Dalam Alquran surah Albaqarah ayat 208, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Karena itu perlulah kita menjaga diri kita dari musuh yang senantiasa mengganggu kita selama 24 jam non setop. Setiap detiknya dikarenakan mengalir dalam darah, Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah.” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Melawan musuh yang terlihat saja sudah sulit apalagi kita melawan musuh yang tidak nampak. Dinyatakan dalam Alquran, ”Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bias melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”. (Qs. Al-A’rãf  ayat 27).

Seperti peribahasa “musuh dalam selimut”, sangatlah sulit. Apalagi ini musuh yang mengalir dalam darah dan senantiasa membisikkan kejahatan. “Yang membisikkan (kejahatan) kedalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia” (QS. An Naas, 114 : 5-6).

Oleh karena itu mari bersegera “lapor” memohon perlindungan kepada Allah SWT. Dalam sehari Allah SWT membuat mekanisme laporan secara “unlimited” tanpa batas, bahkan tidak “melapor” pun dikarenakan kasih sayangnya seringkali Allah tetap menjaganya.

Pertama; Shalat dalam sehari 5 kali, 17 raka’at. Sebagaimana ayat; “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan ) keji dan mungkar.  Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain).” (QS. Al ‘Ankabut, 29 : 45). Dengan mekanisme shalat Insya Allah inilah setidaknya waktu-waktu untuk bermuhasabah atau mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dalammenjaga atau mengontrol amal perbuatan pada hari tersebut.

Kedua; perbanyak dzikir. Dzikir yang terambil dari kata Dzakaro dalam arti menghadirkan, dan dzikrullah dengan pemahaman selalu menghadirkan Allah; “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya” (QS. Al Ahzab, 33 : 41). Dengan sistem dzikir pengawasan terhadap dirisendiri yang direfleksikan dengan mengingat Allah menjadi sangat efektif dikarenakan berupaya terus mengingat Allah dalam setiap kesempatan.

Ketiga; konsep ihsan. "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu". (HR. Bukhari). Dengan ihsan Insya Allah apapun yang akan kita lakukan selalu sadar bahwa Allah mengetahui seluruh niat, amal perbuatan yang Nampak dan tersembunyi. “Seseorang tidak mungkin mencuri atau melakukan kejahatan, sedangkan ia beriman kepada Allah dalam arti menyadari kehadiran dan pengawasan-Nya”. (HR. Muslim)

Kembali kepada tema “1 x 24 jam harap lapor, ngebut benjol!” Agar keamanan dalam kehidupan kita sehari-hari stabil, terkontrol alias aman terkendali. Kita mestilah dalam sehari merasa kurang jika hanya 1 kali melapor.

Karena itu mari kita melapor kepada Allah lebih dari hanya 5 kali 1 hari, lebih dari 17 raka’at per hari, tetapi terus berdzikir mengingat Allah dalam setiap detiknya, dari setiap detak jantung kita, agar termasuk menjadi orang-orang yang ikhsan, agar fastabiqulkhairat, berlomba “ngebut” dalam kebaikan tetapi tetap waspada, terjaga, dan Insya Allah hindari “benjol”. Aamiin.

Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi Allah adalah yang mengamalkannya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Ustadz Erick Yusuf:Ppemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)       

@erickyusuf

[email protected]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement