Kamis 09 Aug 2012 22:02 WIB

Sastra dalam Peradaban Islam (3)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Sebuah kitab sastra Arab klasik.
Foto: tebyan.net
Sebuah kitab sastra Arab klasik.

REPUBLIKA.CO.ID, Studi bahasa Arab pertama kali sebenarnya telah dilakukan sejak era Kekhalifahan Ali RA. Hal itu dilakukan setelah khalifah melakukan kesalahan saat membaca Alquran.

Dia lalu meminta Abu Al-Aswad Al-Du’ali untuk menyusun tata bahasa (grammar) bahasa Arab. Khalil bin Ahmad lalu menulis “Kitab Al-Ayn”,  kamus pertama bahasa Arab.

Sibawaih merupakan sarjana Muslim yang menulis tata bahasa Arab yang sangat populer yang berjudul “Al-Kitab”.

Sejarah mencatat, sastra sangat berkembang pesat di era keemasan Islam. Di masa kekhalifahan Islam berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar dari para penguasa Muslim.

Tak heran, bila di zaman itu muncul sastrawan Islam yang terkemuka dan berpengaruh. Di era kekuasaan Dinasti Umayyah (661 M - 750 M), gaya hidup orang Arab yang berpindah-pindah mulai berubah menjadi budaya hidup menetap dan bergaya kota.

Pada era itu, masyarakat Muslim sudah gemar membacakan puisi dengan diiringi musik. Pada zaman itu, puisi masih sederhana. Puisi Arab yang kompleks dan panjang disederhanakan menjadi lebih pendek dan dapat disesuaikan dengan musik. Sehingga puisi dan musik pada masa itu seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.

Sastra makin berkilau dan tumbuh menjadi primadona di era kekuasaan Daulah Abbasiyah—yang berkuasa di Baghdad pada abad ke-8 M. Masa keemasan kebudayaan Islam serta perniagaan terjadi pada saat Khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya, Al-Makmun.

Pada era itu, prosa Arab mulai menempati tempat yang terhormat dan berdampingan dengan puisi. Puisi sekuler dan puisi keagamaan juga tumbuh beriringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement