Rabu 08 Aug 2012 20:40 WIB

Masjid Niujie, Akulturasi Budaya Cina-Arab (1)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
 Masjid Niujie di Beijing, Cina.
Foto: chinahighlights.com
Masjid Niujie di Beijing, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, Cina dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Di negara ini, umat Islam jumlahnya cukup banyak kendati tak sebesar Indonesia.

Namun, kegiatan keagamaan berlangsung semarak dan meriah. Dalam catatan sejarah, Islam telah masuk ke negeri Cina pada abad ke-7 Masehi.

Hal ini dibuktikan dengan berbagai penelitian dan literatur sejarah yang ditulis oleh para sejarawan Muslim Cina. Dengan kondisi seperti ini, tak heran bila Cina memiliki peradaban Islam yang cukup tua. Salah satunya adalah Masjid Niujie.

Masjid ini merupakan salah satu masjid paling tua dan bersejarah di Beijing, ibukota negara Republik Rakyat Cina (RRC). Usia masjid ini diperkirakan lebih dari 1.000 tahun.

Masjid Niujie merupakan yang terbesar di antara 68 buah masjid di Beijing. Masjid ini juga menjadi titik awal masuknya Islam di daratan Cina. Arsitekturnya memperlihatkan campuran desain khas Cina dan Islam.

Masjid Niujie dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Tonghe dari Dinasti Liao, tahun 996 Masehi, oleh dua orang berkebangsaan Arab. Sejak awal berdiri hingga kini, Masjid Niujie telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan.

Pada masa pemerintahan Dinasti Ming, bangunan masjid mengalami perbaikan tahun 1442. Kemudian, diperluas pada 1696, yaitu semasa Dinasti Qing berkuasa. Setelah RRC berdiri tahun 1949, Masjid Niujie telah mengalami tiga kali renovasi, masing-masing pada 1955, 1979, dan 1996.

Sebagai masjid tertua dan paling besar di Beijing, tak mengherankan jika masjid ini menjadi pusat komunitas Muslim di kota tersebut yang jumlahnya mencapai 200 ribu jiwa.

Masjid ini terletak di kawasan Niujie, Distrik Xuanwu, Beijing. Niujie sendiri dikenal sebagai kawasan padat berpopulasi Muslim terbesar di Beijing. Data terakhir menyebutkan, terdapat sekitar 13 ribu warga Muslim yang bermukim di kawasan ini.

Dinamakan Niujie, yang berarti Jalan Sapi karena warga di wilayah ini menjual masakan halal, terutama yang menggunakan bahan baku daging sapi. Karena itu, tak mengherankan jika kawasan ini dipenuhi oleh restoran-restoran Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement