Selasa 07 Aug 2012 12:32 WIB

Mualaf Cassiano: Melihat Kabah Membuatku Terus Menangis (1)

Kabah
Foto: antara
Kabah

REPUBLIKA.CO.ID, Perjalanan spiritual untuk menjadi mualaf seringkali menggetarkan kalbu. Itu pula yang dialami oleh mualaf asal Brasil bernama Cassiano. Berikut adalah penuturannya menemukan hidayah:

Saya pernah berkata, "Ya Tuhan, keluarkanlah saya dari negara ini atau saya akan mati". 

Saya dilahirkan di Brasil, di sebuah tempat bernama Petrolina. Saya tidak pernah paham mengapa orang menganut agama.Karena bagi saya agama seperti sebuah fiksi. Maka, saya pun mulai menjauhkan diri dari gereja, dan saya mula pergi ke arah yang bertentangan.

Saya tidak percaya pada apa pun. Semuanya kelihatan seolah-olah seperti gurauan. Saya benar-benar menjadi bertentangan. Saya tidak percaya dengan agama. Dan waktu-waktu tersebut amat sulit, saya seperti di luar diri saya seperti kata Martin Luther King, seperti kehilangan, 100 persen hilang.

Bulan Februari, saya bermain gitar di karnaval Rio de Janeiro. Waktu itu bukanlah hari yang baik buat saya. Saya sedang berada dalam kesedihan karena berbagai masalah yang saya hadapi. Saya sedang berada di jalanan dan saya ingin pulang ke rumah. Saya berada dalam keadaan mabuk dengan gitar saya dan saya katakan bahwa saya ingin pulang ke rumah. Berjalan di jalan ke arah rumah, semua orang mabuk dan semuanya kelihatan seperti bayang-bayang pada ketika itu. Itu merupakan sebuah malam yang aneh sekali.

Pada ketika itu saya merasa sangat sedih. Saya mandi pada malam tersebut. Saya masuk ke kamar saya dan melakukan sujud tanpa mengetahui apa itu sujud. Saya hanya melakukannya dan menangis. Saya berkata "Ya Tuhan, keluarkanlah saya dari negara ini atau saya akan mati". Saya merasa sebak sekali saat mengatakannya dan ia merupakan momen yang kuat.

Sebulan selepas peristiwa ini saya berada di Dubai. Seorang teman mengundang saya ke Dubai. Sebelumnya, teman ini memberitahu saya berkaitan Dubai. Saya bertanya kepada teman perempuan saya, ''Kita akan ke Dubai. Di manakah Dubai?"

Dia menjawab, "Dubai terletak di Timur Tengah, di Teluk Persia."

Saya berkata, "Berhati-hatilah, mereka lagi berperang, dan mereka adalah Muslim. Berhati-hatilah dengan orang Islam. Mereka akan membunuh anda!"

Dia tertawa dan berkata, "Bukan, bukan demikian di sini." Dia menambahkan, "Saya juga seorang Muslim."

Saya berkata, "Wah, Anda seorang Muslim?? Berhati-hatilah!"

Dia berkata, "Anda harus datang dan melihat sendiri jika benar seperti yang Anda katakan."

Saya tidak membayar apa pun, seolah-olah Allah telah membawa saya keluar dari Brasil dan pergi ke Dubai.

sumber : IRIB/IRNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement