REPUBLIKA.CO.ID, Dampak lain dari komunikasi internasional ini adalah masuknya pengaruh tradisi besar di kawasan Asia Tenggara, mulai Hindu-Buddha, kemudian Islam, dan Eropa yang sejalan dengan kolonialisme di Indonesia dan Asia Tenggara umumnya.
Namun, di kalangan sejarawan terdapat beberapa pendapat mengenai kapan tepatnya Islam mulai masuk ke wilayah Indonesia.
''Ada beberapa versi yang berkembang hingga kini. Ada teori yang berpendapat bahwa Islam itu sudah masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Tetapi, ada juga yang menyebutkan di abad ke- 8, abad ke-13, dan abad ke-14,'' kata guru besar ilmu sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Prof Susanto Zuhdi.
Kesemua teori itu, menurutnya, masih harus didukung dengan bukti-bukti fisik, seperti batu prasasti ataupun batu nisan. Bukti-bukti fisik ini, diakuinya, memang masih minim.
Salah satu bukti fisik yang menunjukkan kapan Islam masuk ke wilayah Indonesia adalah sebuah batu nisan dari Fatimah binti Maimun bi Hibatullah yang wafat pada 475 H/1082 M yang ditemukan di Leran, Gresik.
Makam tersebut terdapat di kelompok makam di Leran, bersama-sama dengan beberapa makam yang tidak berangka tahun. Jenis nisan pada makam-makam tersebut seperti yang ditemukan di Campa, berisi tulisan yang berupa doa-doa kepada Allah.
“Tapi, temuan harta karun Kerajaan Tiongkok dan Kerajaan Persia dari bangkai kapal karam berusia seribu tahun di perairan Cirebon baru-baru ini menunjukkan bahwa Islam sudah ada di Indonesia sejak abad ke-9,” papar Susanto.
Senada dengan Susanto, sejarawan Dr Anhar Gonggong mengakui hingga saat ini belum ada kesepakatan bersama mengenai kapan masuknya Islam ke wilayah Indonesia.
''Sejak 1979 perbedaan tersebut sudah muncul. Ada yang berpatokan pada abad ke-7, ke-8 atau ke-13 dan ke-14. Bahkan, almarhum Buya Hamka meyakini Islam sudah masuk ke Indonesia sejak abad pertama Hijriah atau abad ke-7 Masehi, ujarnya.
Perbedaan pendapat tersebut, menurut Anhar, sangat wajar. Mengingat, ajaran Islam masuk dan diterima oleh masyarakat di wilayah nusantara melalui proses bertahap. Adanya proses yang bertahap ini, ungkapnya, didasarkan pada bukti-bukti fisik yang ditemukan oleh para ahli arkeologi.