Sabtu 04 Aug 2012 12:52 WIB

KH Mas Mansur: Sang Nasionalis (2)

Rep: Friska Yolandha/ Red: Heri Ruslan
KH Mas Mansur
Foto: sdmuh2sby.sch.id
KH Mas Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, Ia menjabat ketua PB Muhammadiyah selama dua periode, dari 1937 hingga 1942. Periode kepemimpinannya dikenal dengan sebutan "Periode KH Mas Mansur“. Pada 1938, ia melontarkan  prinsip organisasi yang dikenal dengan nama "Langkah Muhammadiyah 1938-1940“ atau "Langkah Duabelas“.

Dalam prinsip tersebut dibahas mengenai pendalaman masuknya iman, perluasan paham agama, menuntut amalan intiqad, penguatan persatuan, melakukan kebijaksanaan, memusyawarahkan keputusan, dan lain-lain.

Sebelum terpilih menjadi ketua,  di Muhammadiyah sempat muncul rasa ketidakpuasan yang dirasakan Angkatan Muda Muhammadiyah terhadap kebijakan pengurus besar. Mereka menganggap para pengurus terlalu mengutamakan pendidikan dan hanya mengurusi persoalan sekolah Muhammadiyah, namun melupakan syiar Islam.

Angkatan muda juga berpendapat PB Muhammadiyah hanya dikuasai tiga tokoh tua, yaitu Ketua Pengurus Besar KH Hisjam, Wakil Ketua KH Moechtar, dan Ketua Majelis Pertolongan Kesejahteraan Umum,  KH Sjuja‘. Dalam Kongres Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta, ketiga tokoh tersebut mendapat suara  terbanyak. Kelompok muda semakin kecewa.

Setelah dilakukan dialog, ketiga tokoh ini setuju mengundurkan diri. Setelah mereka mundur, Ki Bagoes Hadikoesoemo diusulkan untuk menjadi ketua PB Muhammadiyah, namun ia menolak. KIai Hadjid juga menolak. Maka Mas Mansur pun diusulkan menjadi ketua. Pada awalnya ia menolak, namun setelah melakukan dialog panjang, ia akhirnya setuju.

Pergeseran kepemimpinan itu menunjukkan Muhammadiyah sebagai organisasi yang demokratis, karena mau merespons aspirasi angkatan muda. Selama Mas Mansur memimpin organisasi berlambang Matahari itu, banyak angkatan muda yang cerdas dan progresif terlibat dalam kepengurusan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement