Sabtu 04 Aug 2012 12:22 WIB

KH Mas Mansur: Ulama Kharismatik dari Jawa Timur (2)

Rep: Friska Yolandha/ Red: Heri Ruslan
KH Mas Mansur
Foto: sdmuh2sby.sch.id
KH Mas Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, Mas Mansur dan Abdul Wahab juga mendirikan sebuah madrasah Khitab al-Wathan, Ahl al-Wathan di Wonokromo, Far’u al-Wathan di Gresik, dan Hidayah al-Wathan di Jombang. Selain sibuk di organisasi dan madrasah, ia juga senang menulis.

Aktivis yang jurnalis itu biasa menuangkan pikiran-pikiran pembaharuannya lewat media massa. Ia menerbitkan majalah pertama kali bernama Soeara Santri. Kata ‘santri‘ pada masa itu sangat populer di masyarakat. Mas Mansoer juga menerbitkan Majalah Djinem yang terbit dua  pekan  sekali menggunakan bahasa Jawa dengan huruf Arab.

Kedua majalah tersebut menampung pemikiran dan gagasan-gagasannya. Ia mengajak kaum muda di Surabaya untuk mengekspresikan pikirannya dalam bentuk tulisan. Melalui majalah itu pula suami dari Siti Zakijah dan Halimah itu menyeru kaum Muslimin untuk meninggalkan kemaksiatan, kemusyrikan dan kekolotan.

Salah satu buku yang ia terbitkan berjudul “12 Tafsir Langkah Muhammadiyah“ yang berisi seputar intisari pelajaran yang sampaikannya setiap malam Selasa untuk pengurus Muhammadiyah. Salah satu yang penting di dalam bukunya adalah pendapatnya tentang hukum agama dapat berubah karena perubahan orang dan tempat.

Menurut Mas Mansur, agama adalah hal yang ringan dan tidak mengikat paham. Agama bertujuan untuk membawa rahmat bagi seluruh umat. Mas Mansur juga berpendapat bahwa Islam seharusnya tanpa mazhab. Menurutnya Islam harus langsung dipahami dari sumbernya, Alquran dan Sunah.

Ia berpendapat, nilai guna dari mazhab tidak lebih merupakan salah satu menuju apa yang dimaksud oleh Alquran dan sunah. Setiap pendapat dalam mazhab harus diteliti untuk ditarjihkan, agar diketahui argumen yang lebih kuat.

Mas Mansur terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah pada Oktober 1937 dalam Kongres Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta. Sebagai ketua, ia sangat menuntut kedisiplinan yang tinggi. Setiap kali mengadakan pertemuan ataupun sidang pengurus besar Muhammadiyah selalu dilaksanakan tepat waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement