Jumat 03 Aug 2012 16:55 WIB

Kufah, Pusat Gerakan Ilmiah Islam (5-habis)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Agung Kufah, Irak.
Foto: blogspot.com
Masjid Agung Kufah, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, Pendidikan dasar ditempuh Al-Kindi di tanah kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan dan menamatkan pendidikan di Baghdad.

Sejak belia, dia sudah dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting dikuasainya, yakni Yunani, Suryani, dan Arab. Sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu.

Al-Kindi hidup di era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Tak kurang dari lima periode khalifah dilaluinya yakni, Al-Amin (809 M-813 M), Al-Ma'mun (813 M-833 M), Al-Mu'tasim, Al-Wasiq (842 M-847 M) dan Mutawakil (847 M-861 M).

Kepandaian dan kemampuannya dalam menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, membuatnya diangkat menjadi guru dan tabib kerajaan.

Imam Hanafi

Imam Hanafi dilahirkan pada tahun 80 Hijrah bertepatan tahun 699 Masehi di kota Kufah. Nama lengkapnya dalah Nu'man bin Tsabit bin Zautha bin Maha. Kemudian, dia termasyhur dengan gelar Imam Hanafi.

Imam Abu Hanafi adalah seorang imam mazhab yang besar dalam dunia Islam. Dalam empat mazhab yang terkenal tersebut hanya Imam Hanafi yang bukan orang Arab. Ia keturunan Persia atau disebut juga dengan bangsa Ajam. Pendiriannya sama dengan pendirian imam yang lain, yakni menegakkan Alquran dan sunnah Nabi SAW.

Ketika Imam Hanafi terlahir, pemerintahan Islam berada di tangan Abdul Malik bin Marwan, dari keturunan Bani Umayyah kelima. Kepandaian Imam Hanafi tidak diragukan. Ia menguasai ilmu fikih, ilmu tauhid, ilmu kalam, dan juga ilmu hadis. Selain itu, ia juga ahli dalam bidang ilmu kesusastraan dan hikmah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement