Selasa 24 Jul 2012 22:02 WIB

Masjid Jamiul Alfar Kolombo, Inspirasi Kastil Inggris (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Masjid Jamiul Alfar Kolombo, Sri Lanka.
Foto: blogspot.com
Masjid Jamiul Alfar Kolombo, Sri Lanka.

REPUBLIKA.CO.ID, Selain menjadi tempat ibadah dan mempelajari Islam, bangunan Masjid Jamiul Alfar juga memainkan peran penting lainnya dalam tatanan kehidupan sosial.

Di antaranya, menjadi tempat berlindung bagi warga selama berkecamuknya konflik etnis yang melanda Sri Lanka selama dua dekade terakhir, dan tempat pengungsian saat gelombang tsunami menerjang sebagian wilayah pesisir Sri Lanka.

Dari Arab hingga Melayu

Muslim di Sri Lanka tergolong minoritas di tengah penduduk yang mayoritas beragama Buddha. Populasinya hanya sekitar delapan persen dari sekitar 20 juta penduduk negeri yang semula bernama Sailan itu.

Secara umum, komunitas Muslim di negara yang terletak di Selat India ini terbagi menjadi tiga kelompok, yakni Sri Lanka Moors, India Muslim, dan Melayu. Keberadaan kelompok-kelompok itu punya sejarah dan tradisi masing-masing.

Dari berbagai literatur, kehadiran Islam di wilayah ini punya sejarah yang panjang. Islam masuk ke Sri Lanka bermula dari kedatangan pedagang Arab di abad ke-8. Banyak di antara mereka menetap di pulau bagian bawah negeri ini dan menikah dengan masyarakat Sri Lanka, lalu mereka melakukan penyebaran agama Islam.

Mereka melakukan perdagangan bersama penduduk setempat hingga mencapai kejayaannya pada abad ke-15. Mereka itulah yang kemudian disebut Sri Lanka Moors. Populasi Sri Lanka Moors mencapai 93 persen dari penduduk Muslim di negeri ini.

Situs Wikipedia mencatat, Islam berkembang di Sri Lanka tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Pantai Malabar, India. Tradisi mencatat, orang Arab yang menetap di Pantai Malabar biasa berlayar dari Pelabuhan Cranganore ke Sri Lanka, untuk menziarahi apa yang mereka percayai sebagai bekas tapak kaki Nabi Adam AS di puncak sebuah gunung yang hingga kini masih dikenal sebagai puncak Adam.

Ibn Batuta, pengembara Arab terkenal di abad ke-14, menemukan banyak pengaruh Arab di Sri Lanka dalam catatan pengembaraannya. Bahkan, tulis situs itu, sebelum akhir abad ke-7, sebuah koloni pedagang Islam telah tiba di Sri Lanka.

Terpukau dengan keindahan pemandangan sekitar dan tertarik dengan tradisi yang dikaitkan dengan puncak Adam, pedagang Islam tiba dalam jumlah yang besar. Sebagian di antara mereka kemudian mengambil keputusan untuk menetap di pulau itu.

Kehadiran mereka diterima baik oleh pemerintah setempat. Kebanyakan mereka tinggal di sepanjang kawasan pantai, hidup aman dan makmur sambil menjalin hubungan budaya dan perdagangan dengan bandar-bandar Islam yang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement