Sabtu 14 Jul 2012 22:50 WIB

Para Sahabat Penghuni Surga (4)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ilustrasi

Abu Ubaidah bin Jarrah: Sang Panglima Perang

Ia adalah seorang panglima yang cerita kemenangan dan suksesnya menjadi pembicaraan dunia.

Sosoknya juga dikenal sebagai seorang yang tak silau dengan gemerlapnya dunia dan menerjunkan dirinya ke dalam berbagai medan perang untuk mencari mati syahid. Dia juga seorang sahabat yang dapat dipercaya dan pernah dipilih oleh Rasulullah SAW menjadi guru di Najran.

Menurut sejarah, Abu Ubaidah tergolong orang pertama yang menyambut seruan Islam. Dikisahkan, ia bersama beberapa orang rekannya: Usman bin Mazh'un, Ubaidah bin Harits bin Abdul Muthalib, Abdurrahman bin Auf, dan Abu Salamah bin Abdul Asad, pergi menemui Rasul SAW.

Rasulullah menawarkan Islam kepada mereka dan membentangkan apa-apa yang berkenaan dengan agama itu, lalu mereka menerima tawaran itu dengan puas dan ikhlas.

Menurut beberapa ahli tafsir, Surah Al-Mujadalah ayat 22 diturunkan berkenaan dengan Abu Ubaidah bin Jarrah ketika ia membunuh ayah kandungnya dalam Perang Badar. Ayahnya adalah tentara kaum Musyrik. Maka saat terjadi peperangan, anak dan ayah saling berhadapan dan Abu Ubaidah berhasil mengalahkan ayahnya.

Thalhah bin Ubaidillah: Perisai Rasulullah

Ia adalah seorang sahabat Nabi SAW yang berasal dari suku Quraisy. Nama lengkapnya adalah Thalhah bin Abdullah bin Usman bin Kaab bin Said.

Dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, disebutkan bahwa Thalhah termasuk orang bijak, ulama kaum Quraisy, dan salah satu di antara delapan orang yang mula-mula masuk Islam. Ia masuk Islam melalui perantaraan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Karena itu, ia dan Abu Bakar dijuluki Al-Qarinain (dua sahabat akrab).

Bersama dengan Rasulullah SAW, ia ikut dalam Perang Uhud, Perang Hunain, dan Perang Tabuk. Dalam Perang Uhud, Rasulullah menggelarinya Thalhah Al-Khair (orang baik). Sementara itu, dalam Perang Hunain, beliau menggelarinya Thalhah Al-Jud (orang yang dermawan). Sedangkan, dalam Perang Tabuk ia digelari dengan Thalhah Al-Fayyadh dan Ash-Shubaih Al-Mulaih Al-Fushaih.

Thalhah adalah perisai Rasulullah. Saat berkecamuknya Perang Uhud, kondisi umat Islam kocar-kacir karena ketidakdisiplinan umat Islam dalam menjaga pertahanan. Akibatnya, kemenangan yang sudah di depan mata menjadi sirna karena tergoda dengan harta rampasan perang (ghanimah). Kesempatan itu dimanfaatkan kafir Quraisy untuk menyerang umat Islam dari sudut lain.

Dalam kondisi yang demikian itu, Thalhah berusaha melindungi Rasulullah dari senjata kafir Quraisy hingga tangannya mengalami luka-luka. ''Thalhah dan Zubair, keduanya adalah tetanggaku di surga,'' sabda Rasulullah. (HR. At-Tirmidzi).

''Siapa yang ingin melihat seorang syahid berjalan di muka bumi hendaklah ia melihat Thalhah bin Ubaidillah,'' sabda beliau lagi. (HR At-Tirmidzi).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement