Rabu 11 Jul 2012 17:04 WIB

Pengembangan Sains dalam Islam (5-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

Ilmu Astronomi

Sementara di bidang astronomi, peradaban Islam telah melahirkan sejumlah ilmuwan, seperti Al-Kindi yang menulis sejumlah buku astronomi.

Di antaranya adalah Risalah fi Masa'il Su'ila 'anha min Ahwal Al-Makasib (Jawaban Persoalan tentang Planet-planet) dan Risalah Fi Jawab Masa'il Tabi'iyyah fi Kaifiyyat Nujumiyyah (Jawaban tentang Persoalan Fisika dan Perihal Bintang-bintang).

Adalah Abu Hassan At-Tamimi menerjemahkan karya besar astronomi Persia pra-Islam, Zij-i Syahi atau Zij-i Syariyari (Tabel Raja), yang kemudian diberi komentar oleh Abu Masy'ar (dikenal di Eropa sebagai Albumasar).

Kemudian, Muhammad Al-Fazari adalah astronom resmi pertama Dinasti Abbasiyah yang mengoreksi tabel yang ada berdasarkan teks astronomi India Siddhanta yang ditulis oleh Brahmagupta.

Kitab ini merupakan rujukan utama hingga masa Khalifah Al-Ma'mun. Ia juga mengarang beberapa syair astronomis dan dikenal sebagai pembuat astrolab pertama di kalangan Muslim.

Sementara Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, seorang astronom sekaligus matematikawan, menyusun tabel astronomi Zij As-Sindin (Tabel India) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Adelard dari Bath dan sangat populer di Eropa pada abad pertengahan.

Astronom lainnya, Habasyi Al-Hasib Al-Marwazi, telah melakukan observasi sejak usia lima belas tahun. Al-Fargani (Alfraganus) sekitar tahun 860 M menulis Kitab Usul Al-Falak (Prinsip-prinsip Astronomi) dan Jawami' 'ilm an-Nujum wa Usul Al-Harakah As-Samawiyyah (Penjelasan Lengkap tentang Bintang dan Prinsip-prinsip Gerakan Langit).

Selain itu, Al-Battani (859-929) bersama Sabit bin Qurrah (836-901) merupakan generasi penerus Al-Fargani. Mereka meneruskan pengamatan di observatorium yang dibangun oleh Khalifah Al-Ma'mun.

Selanjutnya, Al-Biruni juga dikenal sebagai seorang astronom. Ia menulis buku Al-Qanun Al-Mas'udi fi Al-Hai'ah wa An-Nujum (Hukum Mas'udi tentang Aspek Kelangitan dan Bintang-bintang). Ia berhasil menghitung garis bujur beberapa kota berdasarkan pengamatan gerhana.

Al-Biruni juga menemukan tujuh cara yang berbeda untuk menemukan arah utara dan selatan, dan menemukan teknik matematis untuk menentukan dengan tepat awal musim-musim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement