Sabtu 07 Jul 2012 22:32 WIB

Ragam dan Corak Arsitektur Turki Usmani (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu hammam di Turki yang masih bertahan hingga kini.
Foto: Blogspot.com
Salah satu hammam di Turki yang masih bertahan hingga kini.

REPUBLIKA.CO.ID, Umumnya di setiap lokasi masjid dibangun dua buah hammam, yang masing-masing ditujukan bagi jamaah laki-laki dan perempuan.

Namun, jika tidak tersedia dua bangunan yang terpisah, seperti dua bangunan di dekat Masjid Sultan Ahmet di Istanbul, jamaah laki-laki dan perempuan menggunakan hammam pada saat yang berbeda.

Bangunan hammam ini juga memiliki arsitektur yang khusus. Bangunannya berbentuk persegi yang dengan atap rata di bagian depannya dan beratap kubah pada bagian sumber airnya. Selain itu, pemandian ini dilengkapi dengan relief-relief.

Teknologi mandi uap yang mulai diperkenalkan pada masa itu menjadikan bentuk hammam, terutama ruang uap, dikenal di seluruh pelosok Dunia Muslim. Uap yang dihasilkan oleh air panas, mengalir melalui tembok ganda ke dalam ruang uap.

Biasanya lebih kecil daripada ruang mandi lainnya, ruang ini beratap kubah bulat yang menyebabkan terjadinya sirkulasi udara panas, namun lembab.

Kubah ini diberi kaca yang memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan. Kaca fungsional ini banyak dibuat dekoratif dalam bentuk, warna, dan pola penempatannya. Jika dilihat dari luar, kaca pada kubah inilah yang membedakan hammam dengan struktur berkubah lainnya.

Selain ruang uap, tersedia pula ruang ganti pakaian, ruang air panas, dan ruang air hangat. Handuk sering dijemur di atas atap bangunan.

Arsitektur rumah tinggal

Tradisi dinastik dalam pembuatan bangunan komunal yang melayani penduduk Muslim, sangat kaya ragamnya. Namun, arsitektur rumah tinggal lebih kaya teksturnya dan beragam, sesuai dengan wilayah, waktu, dan kelompok komunal. Bentuk ukuran dan bahan ruang di setiap bangunan di seluruh dunia Islam memiliki ciri yang sama.

Di rumah besar, terdapat ruang-ruang terpisah untuk melayani fungsi-fungsi ini, dengan pintu masuk terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Di rumah tinggal yang tidak begitu luas, tirai berfungsi untuk membedakan ruang-ruang sosial yang berbeda.

Ruang privat khusus dibangun untuk perempuan, anak-anak, kerabat dekat laki-laki, dan tamu perempuan. Ruang komunal atau publik disediakan untuk laki-laki dan tamu laki-laki. Area di luar ruang tertutup kerap kali berfungsi sebagai bagian dari ruang sosial rumah.

Tradisi pemisahan laki-laki dan perempuan ini tidak menghalangi penggunaan ruang yang sama atau tempat di luar rumah pada waktu yang berbeda untuk aktivitas sosial yang berlainan. Misalnya, halaman dapat menjadi ruang keluarga pada pagi hari, dan menjadi ruang komunal atau ruang laki-laki pada sore dan malam hari.

Pada akhir abad ke-20, sebagian praktik sosial ini telah dimodifikasi, tetapi banyak pula yang masih dipertahankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement