Jumat 29 Jun 2012 00:26 WIB

Presiden Austria Kecam Kampanye Anti-Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Dewi Mardiani
Vienna Islamic Center dibangun dari 1975 hingga 1979. Masjid ini menjadi pusat kegiatan amaliyah selama Ramadhan bagi Muslim Austria, mampu mengakomodasi 8 persen dari 430 ribu Muslim yang tinggal di negeri ini.
Foto: .
Vienna Islamic Center dibangun dari 1975 hingga 1979. Masjid ini menjadi pusat kegiatan amaliyah selama Ramadhan bagi Muslim Austria, mampu mengakomodasi 8 persen dari 430 ribu Muslim yang tinggal di negeri ini.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Presiden Austria Heinz Fischer mengecam peredaran poster kampanye anti-Islam jelang pemilu. Ia merasa malu dengan isi poster itu yang menyebut Austria lebih penting dari Islam.

"Integrasi kelompok agama sangat penting bagi Austria. Yang lebih penting lagi, negara ini telah mengakui Islam sebagai agama resmi," papar dia seperti dikutip Catholic News Agency dan Kuwait News Agency (KUNA), Kamis (28/6).

Presiden mengatakan Austria pada Sabtu dan Ahad mendatang, akan merayakan peringatan 100 tahun pengakuan negara terhadap Islam. Melalui peringatan itu, kata Presiden, pihaknya berusaha keras untuk menangkal segala bentuk kampanye anti-Islam. Lalu, dia akan berupaya untuk meningkatkan kesadaran kalangan muda akan pentingnya integrasi sosial.

Serupa dengan negara Eropa lain, kelompok sayap kanan tumbuh pesat di Austria. Berulang kali, mereka melakukan kampanye negatif terhadap Islam dan muslim. Jelang pemilu, kampanye negatif kian intens dan terbuka.

Terdapat sekitar 400 ribu muslim di Austria atau sekitar 4 persen dari 8 juta jumlah total penduduk negara itu. Agama Islam secara resmi diakui di Austria sejak 1912 dan menjadi agama kedua terbesar setelah Katholik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement