Kamis 14 Jun 2012 22:12 WIB

Zat Tuhan (3-habis)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Dengan menyatakan keserupaan (tasyabuh) untuk-Nya maka sesungguhnya kita menyatakan keesaan-Nya. Sebaliknya, dengan menyatakan perbedaan (tanzih) maka kita mengingkari keesaan-Nya dan itu musyrik. Kebalikan pendapat teolog, menyerupakan Tuhan dengan makhluknya adalah musyrik.

Yang pasti ialah tidak ada yang lebih mengenal lebih jelas siapa Tuhan selain diri-Nya. Kita mengenal seolah dua pengertian Tuhan, yaitu Tuhan hakiki dan Tuhan dalam konsep manusia. Tuhan hakiki kita tidak bisa men definisikannya. Tuhan yang kita bicarakan sekarang Tuhan dalam konsep manusia.

Realitas Tuhan jauh di atas realitas manusia. Zat Yang Mahamutlak tidak bisa ditampung oleh zat yang relatif. Bukan Tuhan kikir tidak mau memperkenalkan diri-Nya kepada kita, tetapi seperti kata Jalaluddin Rumi, “Apalah arti sebuah cangkir untuk menampung samudra.”

Memori kita terlalu kecil untuk meng-attach Zat Yang Mahabesar. Kita tidak mungkin mengenal Tuhan dalam diri-Nya sendiri, tetapi hanya sejauh Tuhan mengungkapkan diri-Nya melalui alam raya, yang dikatakan-Nya sebagai ayat yang harus dibaca bagi mereka yang ingin mengenali diri-Nya.

Isyarat lain seperti dikatakan Rasulullah, “Barangsiapa yang mengenali dirinya, maka ia akan mengenali Tuhannya” (man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa Rabbahu). Membaca atau menyadari diri dengan penuh penghayatan maka kita berpotensi lebih mengenal Diri-nya. Ini sesuai dengan ayat Alquran, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri.” (QS. Fushshilat: 53).

Substansi Tuhan dalam konsep manusia teruslah kita dalami jika kita hendak mendapatkan makna hidup yang sejati. Tuhan sudah membentangkan referensi dan refleksi bagi orang yang ingin lebih mengenali Diri-Nya, baik dalam bentuk alam semesta (makrokosmos) maupun yang tersembunyi di dalam diri (mikrokosmos).

Bacalah dan kenalilah mereka sehingga pada akhirnya kita akan sampai pada pemahaman siapa sesungguhnya mereka, siapa diri kita, dan siapa Dia. Siapa Yang Esa dan siapa yang banyak? Subhanallah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement