REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Guna memperluas jangkauan pesan Islam, komunitas Muslim India memutuskan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam khutbah yang diberikan. Bahasa Inggris dirasa lebih efektif ketimbang memberikan khutbah dalam bahasa Urdu.
Langkah itu sudah dimulai oleh masjid-masjid di Hyderabab. Para pengurus masjid telah menggunakan bahasa Inggris dari setiap khutbah yang diberikan. Melihat perubahan itu, para jamaah menyambut antusias.
“Saya merasa lebih memahami khutbah yang diberikan dalam bahasa Inggris ketimbang bahasa Urdu,” ungkap Abdul Rahim Insiya, psikoloh, seperti dikutip onislam.net, Selasa (12/6).
Abdul mengatakan dirinya merasa haus dengan pemahaman agama. Khutbah dalam bahasa Inggris memenuhi rasa haus itu.
Masjid Banjara Hills, Hyderaba, bahkan telah membuka layanan bahasa Inggris untuk para jamaahnya. Antusiasme pun terlihat dari meningkatnya jamaah yang mendatangi masjid.
Jamaah lain, Syed Zaheeruddin, seorang asisten manajer, mengatakan, penggunaan bahasa Inggris dalam khutbah yang diberikan merupakan langkah strategis. Ini mengingat setiap muslim muda lebih banyak menggunakan bahasa Inggris dalam aktivitas sehari-hari.
"Kami dididik dengan bahasa Inggris sebagai pengantar. Kami pun melaksanakan tugas profesional dalam bahasa Inggris. Di rumah, saya juga berbicara dengan bahasa Inggris kepada anak-anak,” katanya.
Para pengurus masjid menilai penggunaan bahasa Inggris merupakan bagian dari usaha untuk menarik kembali para Muslim muda untuk meramaikan masjid. “Komunikasi adalah berbagi ide dan pengetahuan. Bahasa Inggris telah menjadi bahasa dunia dan pendidikan Muslim muda, tentu kami harus menangkap hal itu untuk diterapkan dalam masjid,” papar Mirza Baig Yawar, seorang imam dan khatib masjid.
Ia mengatakan, hal yang masuk akal untuk memanfaatkan bahasa Inggris guna menyebarkan pengetahuan agama. Dengan demikian, mempermudah para jamaah untuk menjalankan kewajiban mereka sebagai Muslim. Ada sekitar 140 juta Muslim di India, yang membentuk 13 persen dari 1,1 miliar penduduk negara itu.
“Kalau memang bahasa Inggris mempermudah mereka, tentu hal ini menjadi sangat penting. Kami sendiri berkewajiban untuk mempermudah umat memahami ajaran Islam dalam konteks kekinian,” pungkasnya.