Senin 11 Jun 2012 21:21 WIB

Unconditional Love (2)

Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

 

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Terminologi dan kosakata yang tersedia lebih banyak berkonotasi cinta kepada fisik materi, tetapi terlalu sedikit kosakata cinta secara spiritual. 

Mungkin itulah sebabnya mengapa Allah SWT memilih bahasa Arab sebagai bahasa Alquran karena kosakata spiritualnya lebih kaya. 

Cinta Allah bersifat primer, sementara cinta hamba sekunder. Primer itu inti, substansi. Yang sekunder itu tidak substansial. Pemilik cinta sesungguhnya hanya Allah SWT. Hakikat cinta yang sesungguhnya adalah unconditional love (cinta tanpa syarat). Tanpa pamrih ini cinta primer. 

Ini berbeda dengan cinta kita yang memiliki kepentingan. Ketika sebelum kawin, masya Allah, kita sampai kehabisan kata-kata me lukiskan kebaikan pujaan kita. Akan tetapi, sesudah kawin, kata-kata paling kasar pun tak jarang kita lontarkan. 

Unconditional love pernah ditunjukkan Rasulullah SAW, ketika dilempari batu sampai tumitnya berdarah-darah oleh orang-orang Thaif. Rasul hanya tersenyum. “Aduh umatku, seandainya engkau tahu visi misi yang kubawa, engkau pasti tidak akan melakukan ini,” demikian bisiknya. 

Ketika datang malaikat penjaga gunung Thaif menawarkan bantuan untuk membalas perbuatan orang-orang Thaif, Nabi berucap, “Terima kasih. Allah lebih kuasa daripada makhluk. Jangan diapa-apakan. Mereka hanya tidak tahu. Kelak kalau mereka sadar, mereka akan mencintai saya.” 

Ada sebuah ungkapan dari ahli hakikat, “Kalau cinta sudah meliputi, maka tak ada lagi ruang kebencian di dalam diri seseorang. Sejelek apa pun orang lain, ia tak akan membalas dengan kejelekan.” 

Banyak ulama besar kita telah mencapai tingkatan itu. Imam Syafi’i pernah dikerjain oleh seorang tukang jahit saat memesan pembuatan baju. Lengan kanan baju itu lebih besar atau longgar dibanding lengan kirinya yang kecil dan sempit. 

Imam Syafi’i bukannya komplain dan marah kepada tukang jahit itu, malah berterima kasih. Kata Imam Syafi’i, “Kebetulan, saya suka menulis dan lengan yang lebih longgar ini memudahkan saya untuk menulis sebab lebih leluasa bergerak.” 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement