Selasa 05 Jun 2012 20:35 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Thalhah bin Ubaidillah, Syahid yang Hidup (3)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Hari-hari berjalan terus. Peristiwa-peristiwa sambung menyambung. Cobaan yang dialami Thalhah bukannya surut, justru makin besar.

Tetapi bakti dan perjuangannya menegakkan Islam dan membela kaum Muslimin makin besar. Sehingga banyak gelar dan sebutan yang didapatnya, Salah satunya adalah Asy-Syaahidul Hayy, atau syahid yang hidup.

Julukan ini diperolehnya dalam Perang Uhud. Saat itu barisan kaum Muslimin terpecah-belah dan kocar-kacir di sisi Rasulullah. Yang tersisa di dekat beliau hanya 11 orang Anshar dan Thalhah dari Muhajirin.

Rasulullah dan orang-orang yang mengawal beliau naik ke bukit, tapi dihadang oleh kaum musyrikin. “Siapa yang berani melawan mereka dia akan menjadi temanku kelak di surga,” seru Rasulullah.

“Saya, wahai Rasulullah,” jawab Thalhah.

“Tidak, jangan engkau! Engkau harus tetap di tempatmu.”

“Saya, wahai Rasulullah,” kata seorang prajurit Anshar.

“Ya, majulah,” kata Rasulullah.

Prajurit Anshar itu maju melawan prajurit kafir yang ingin membunuh Rasulullah. Pertempuran yang tak seimbang itu telah mengantarkannya menemui kesyahidan. Rasulullah terus naik, tetapi dihadang lagi oleh tentara musyrikin.

“Siapa yang berani melawan mereka ini?” seru Rasulullah lagi.

“Saya, wahai Rasulullah,” kata Thalhah mendahului yang lain.

“Jangan, engkau tetaplah di tempatmu!”

“Lalu seorang prajurit Anshar menggantikannya. Ia pun gugur menyusul sahabatnya. Demikian seterusnya, setiap kali Rasulullah meminta para sahabat untuk melawan orangorang kafir itu, selalu Thalhah mengajukan diri pertama kali.

Tetapi, senantiasa ditahan oleh Rasulullah dan diperintahkan tetap di tempat sampai 11 prajurit Anshar itu gugur menemui syahid dan tinggal Thalhah sendiri bersama Rasulullah. Saat itu, Rasulullah berkata kepada Thalhah, “Sekarang engkau, wahai Thalhah!”

Thalhah maju menerkam musuh dan menghalau mereka sekuat tenaga, agar jangan sampai menghampiri Rasulullah. Kemudian Thalhah kembali ke dekat Rasulullah dan menaikkannya sedikit ke bukit. Disandarkannya tubuh Rasulullah yang mulia.

Gigi taringnya patah, kening dan bibirnya sobek, darah mengucur dari muka beliau. Sesudah itu Thalhah kembali menyerang, sehingga berhasil mengusir dan menewaskan beberapa orang kafir itu.

Saat itu, Abu Bakar dan Abu Ubaidah bin Jarrah berada agak jauh dari Rasul. Tak berapa lama keduanya menemui Rasulullah. “Tinggalkan aku. Bantulah Thalhah, kawan kalian!” seru Rasulullah.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement