REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Heri Ruslan
Salah satu kontribusi penting yang diberikan KH Muhammad Abduh Pabbaja bagi pembangunan Islam di Sulawesi Selatan adalah Pondok Pesantren Al-Furqan. Ponpes itu didirikan Kiai Pabbaja pada 1978. Dalam waktu singkat pesantren itu berkembang begitu pesat.
Ponpes Al-Furqan mengelola pendidikan mulai dari tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga Madrasah Aliyah (MA). Kiai Pabbaja menjabat sebagai ketua yayasan pesantren. Meski begitu, beliau juga langsung mengajar para santri, khususnya ilmu tafsir dan bahasa Arab.
Selain mengajar, Kiai Pabbaja juga selalu tampil dalam pengajian di masjid, seusai shalat Maghrib hingga masuk Isya. Para murid dan guru-guru pesantren dengan penuh antusis selalu mendengarkan ceramah-ceramahnya yang menarik. Khusus bagi para guru, beliau memberikan pembekalan ilmu agama sesudah shalat Subuh.
Kiai Pabbaja adalah ulama yang produktif. Sederet kitab telah ditulisnya. Hebatnya lagi, semua kitab-kitabnya ditulis dalam bahasa Arab dan bahasa Bugis. Dalam bidang ilmu tafsir, beliau menulis sejumlah kitab, seperti; Tafsir Surah Al-Fatihah, Tafsir Surah An-Nas, Tafsir Surah Al-Falaq, Tafsir Surah Al-Ikhlas, Tafsir Surah Al-Lahab, Tafsir Surah Muhammad, dan Tafsir Surah Al-Ahqaf.
Dalam bidang akhlak, Kiai Pabbaja menulis kitab, Al-Mau’izah Al-Hasanah dalam dua jilid, serta Masa Pertumbuhan Gadis Remaja Putra dan Putri. Dalam bidang ibadah, beliau menulis Az-Zikru Inda al-Asyiyyi wa Al-Akbar. Ia juga memiliki banyak kaset yang berisi rekaman dakwahnya.
Sejak 1970, Kiai Pabbaja biasa merekam semua ceramah dan khutbahnya. Lalu, kaset rekaman itu diperbanyak oleh Yayasan Al-Furqan. Dengan begitu, dakwah dan ceramahnya dapat didengar oleh umat Islam, kapan pun dan di mana pun.