REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Menteri Kebudayaan Bulgaria, Vezhdi Rashidov meminta umat Islam untuk menggalang dana guna memperbaiki masjid bersejarah Banya Bashi yang rusak akibat gempa berkekuatan 5.8 richter saat melanda Bulgaria, 22 Mei lalu. Kamis (30/5) kemarin, Rashidov yang berasal dari etnis Turki ini melakukan inspeksi mendadak ke masjid tersebut.
"Saya menemukan retakan panjang pada dinding bangunan. Memang masjid ini sudah tua, jadi gempa pekan lalu membuatnya rapuh," kata dia seperti dikutip novinite.com, Kamis (31/5).
Dari inspeksi tersebut, Rashidov segera melaporkan hal itu kepada Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri, Tsvetan Tsvetanov. Ia pun menyarankan kepada Dewan Konsultatif Bencana untuk segera mengambil langkah penanganan. "Ini situs sejarah nasional. Kita harus bertindak segera," katanya.
Masjid Banya Bashi adalah masjid peninggalan Kesultanan Ustmani. Masjid ini sudah berdiri hampir lima abad lamanya. Saat ini, masjid tersebut masih digunakan Muslim Bulgaria untuk beribadah.
Menurut catatan sejarah, masjid ini selesai dibangun pada 1576 lampau. Diberi nama Banya Bashi, yang berarti banyak air, lantar masjid ini dibangun di atas sumber air panas alami. Masjid ini terkenal dengan kubah yang besar yakni berdiameter 15 meter, dan menara yang menjulang.
Ada sekitar satu juta umat Muslim yang tinggal di Bulgaria. Dalam perkembanganya, Muslim Bulgaria kerap mengalami diskriminasi. Tahun lalu misalnya, Muslim Bulgaria yang hendak shalat Jumat segerombolan pendukung partai nasionalis, Ataka.
Para penyerang melempar jamaah dengan batu dan telur. Sejumlah jamaah luka-luka. Kelompok Ataka lantas membakar karpet sajadah di depan Masjid Agung Banya Bashi, Sofia.