Senin 28 May 2012 23:53 WIB

Istana Al-Bahia, Mutiara di Kota Marrakech (4-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Interior di salah satu sudut Istana Al-Bahia.
Foto: ipernity.com
Interior di salah satu sudut Istana Al-Bahia.

REPUBLIKA.CO.ID, Yusuf merupakan salah satu pendiri Kota Marrakech. Pada mulanya kota ini dibangun dan didiami oleh Abu Bakar bin Umar pada 1070. Namun, Abu Bakar harus berangkat untuk memadamkan pemberontakan di Sahara.

Pembangunan Marrakech dilanjutkan oleh Yusuf, yang kemudian menjadikannya sebagai ibukota Dinasti Murabitun.

Sebelumnya, orang-orang Murabitun merupakan pengembara padang pasir, dan pendirian kota ini menandai bahwa mereka telah menetap dan mengikuti cara hidup masyarakat kota.

Setelah membangun kekuasaan yang berpusat di Marrakech selama satu abad, Dinasti Murabitun mengalami penurunan di awal abad ke-12 karena munculnya kekuatan baru dari wilayah Pegunungan Atlas. Mereka adalah Dinasti Muwahiddun. Dipimpin oleh seorang Mahdi, mereka sukses menaklukan Tunisia sampai Cyrenaica (saat ini Libya).

Namun, kekuasaan Dinasti Muwahiddun di wilayah Maroko secara bertahap mulai berakhir menyusul kekalahan mereka di Las Navas, Tolosa, Spanyol, saat menghadapi tentara Nasrani, di tahun 1212.

Abd Al-Kader yang mempimpin peperangan besar dengan Spanyol mengalami kekalahan telak yang berujung pada penyerahan wilayah pesisir barat dan utara.

Sejarah politik modern

Dalam pentas sejarah politik modern, pada 1904 Kerajaan Inggris sepakat untuk memberikan pengaruhnya atas Maroko dan akhirnya berbagi ''kue'' Maroko itu dengan Prancis. Bagian utara didominasi Spanyol dan bagian selatan dikuasai Prancis.

Maroko mendapat kemerdekaannya dari Prancis dan Spanyol pada 1956 di bawah kepemimpinan Sultan Muhammad V atas dasar perjanjian tahun 1912 tentang negara di bawah perlindungan negara Prancis.

Penguasa berkebangsaan Spanyol sebelumnya ikut bergabung dengan negara baru ini bersamaan dengan wilayah utara Maroko, Tangier. Sultan pun dinobatkan menjadi Raja Maroko di tahun yang sama. Diteruskan oleh King Hassan II tahun 1961.

Dan pada Februari 2000, Raja Muhammad melakukan reformasi sosial dan politik termasuk memperkuat hak-hak kaum perempuan.

Upaya reformasi pun dilakukan di tengah pemerintahan sosialis untuk meningkatkan status di tengah dominasi kaum laki-laki. Hingga saat ini, Maroko menjadi sebuah negara dengan ibukota Rabat. Negara yang terdiri atas suku bangsa Arab Barbar, Yahudi, dan lain-lain. Sampai akhir 2008 populasi total Maroko sekitar 31,352 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement