Senin 28 May 2012 16:51 WIB

Tahanan di Pakistan Dapat Remisi Asal Belajar Alquran

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Tahanan Pakistan
Foto: globalpost.com
Tahanan Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI--Penjara Pakistan dinilai paling buruk sedunia dalam menampung para pelaku kejahatan. Hampir semua penjara di Pakistan penuh sesak, di mana tahanan umum harus hidup dalam sel kotor dan kumuh.

Menurut statistik resmi, enam belas penjara yang terletak di provinsi Sindh misalnya, memiliki kapasitas 8.305 narapidana tapi saat ini dihuni lebih dari 20.000 tahanan. Hal serupa juga terjadi di  70 penjara di seluruh Pakistan.

Melihat fakta tersebut, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Pakistan berlomba-lomba menjalankan program. Salah satu program yang kini tengah menjadi fokus LSM Pakistan adalah pendidikan Agama. Pada program itu, para tahanan diberikan pelatihan membaca dan mengkaji Alquran.

"Sepele, tapi itu layak mendapat perhatian kita," kata dia.

LSM lain, Jamiat Taleem-ul-Quran, melaksanakan program membaca Alquran di 80 penjara di seluruh Pakistan. "Tujuan kami adalah untuk menempatkan tahanan di jalur yang benar sehingga setelah menyelesaikan masa hukuman, mereka memiliki kemampuan yang berguna bagi masyarakat bukan sebagai biang onar, " papar Nisar Ahmed Naqsybandi, juru bicara Jamiat-ul-Taleem Quran.

Menurut Nisar, saat ini sekitar 8.000 tahanan yang terdaftar dalam program pembelajaran Alquran. Program organisasi dibagi menjadi tiga bagian. "Kami tidak memulai mengajar mereka (tahanan) Al-Qur'an secara langsung," kata Nisar.

Pertama, lanjut Nisa, pihaknya mengajarkan mereka ajaran-ajaran dasar Islam, seperti wudhu dan shalat. Tahapan selanjutnya, mereka diajarkan tentang kewarganegaraan, dan dilanjutkan dengan membaca dan mengkaji  Alqur'an.

"Diawal mereka kurang tertarik. Namun, pemerintah mengabulkan pengurangan hukuman kepada mereka yang mahir membaca Alquran. Tapi yang lebih mengejutkan, mereka sebenarnya tidak tahu dasar-dasar Islam," ungkapnya.

Seiring waktu, program itu telah mengubah niatan para tahanan yang semula mengejar hukuman menjadi ustad dadakan yang mengajarkan rekan mereka yang belum mahir membaca Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement