Jumat 25 May 2012 19:59 WIB

Tingkatan Alam Menurut para Sufi? (2)

Ilustrasi
Foto: Blogpspot.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Alam mineral pun masih dapat diidentifikasi dengan batu-batuan dan logam. Lalu logam masih dibedakan dengan logam biasa, seperti tembaga, besi, tembaga, perak, dan logam mulia berupa emas. Emas juga dapat dibedakan berdasarkan karatnya, dari karat rendah sampai 24 karat.

Di atas alam mineral ada alam tumbuh-tumbuhan yang memiliki daya untuk tumbuh sendiri (growth), makan (nutrilive faculty), dan kemampuan reproduksi.

Di atasnya masih ada alam hewan yang lebih kompleks karena sudah memliki selain apa yang dimiliki oleh alam mineral dan alam tumbuhan-tumbuhan.

Dunia hewan memiliki berbagai kemampuan, antara lain kemampuan penginderaan (sensation) dan gerak (harkah, locomotion), termasuk imajinasi sederhana, kekuatan khayal, dan memori-memori sederhana lainnya. Alam hewan juga sudah mengenal imajinasi (mutakhayyilah) dan indera-indera batin lainnya yang sesuai dengan tingkatannya.

Alam hewan sudah memiliki kemampuan pergerakan dan mobilitas secara vertikal dan horizontal yang tidak dimiliki alam mineral dan alam tumbuh-tumbuhan. Di atas alam mineral dan alam tumbuh-tumbuhan ialah alam manusia. Manusia secara biologis menghimpun semua potensi yang dimiliki tiga alam di bawahnya.

Manusia sering disebut sebagai binatang yang diberi kemampuan lebih (al-hayawan al-nathiq). Keunggulan manusia tak hanya terletak pada kesempurnaan jasmani dan jenis-jenis indera yang dimilikinya, tapi manusia juga diberi keistimewaan khusus yang tidak dimiliki makhluk lain, yaitu roh.

Roh oleh para filsuf kadang disebut akal (intellect) kadang disebut jiwa rasional. Keberadaan roh di dalam diri manusia, baik dalam proses maupun dalam substansi, dibahas secara luas oleh para sufi dan filsuf. Dalam kitab-kitab tafsir sufi (Tafsir Isyari), roh digambarkan sebagai unsur suci (malakut/lahut) yang ada pada diri manusia.

Itu yang membuat para malaikat dan makhluk lainnya tunduk (taskhir) dan bersujud, serta mengabdi kepada manusia, kecuali iblis yang kemudian membuatnya terkutuk.  Keutamaan yang dimiliki manusia inilah menjadikannya sebagai khalifah Tuhan di bumi (khalaif al-ardl).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement