REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tiga negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Pakistan, Afganistan, dan Nigeria masih terjebak masalah epidemi polio. Sebabnya, pemerintah ketiga negara meminta muslimah dan pemimpin agama untuk menghilangkan rasa takut yang melanda umat muslim untuk ikut vaksinasi.
Asisten Khusus Perdana Menteri Pakistan, Shahnaz Wazir Ali, mengatakan para pemimpin agama telah aktif untuk mensosialisasikan masalah itu. Bahkan sebanyak 22 ulama dari seluruh duna telah menandatangi persetujuan atas program pemberantas polio. "Saya rasa cara ini mulai efektif," katanya seperti dikutip Reuters, Jum'at (25/5).
Menteri Kesehatan Nigeria, CO Chukwu, mengatakan pihaknya telah memprioritaskan penanganan kasus polio. "Kami rekrut pemimpin agama dan kepala suku. Tak hanya itu, federasi muslimah Nigeria juga mendukung apa yang kami kerjakan," kata dia.
Direktur Jenderal Obat dan Pencegahan, Kementerian Kesehatan Afganistan, Mohammad Taufiq Mashal, mengatakan pihaknya meyakini keberhasilan dari penanganan masalah polio tergantung dari dalam negeri.
Penyakit polio masih bercokol di delapan negara bagian di Nigeria utara yang didominasi muslim. Kampanye vaksinasi dihentikan di utara tahun 2003/04 setelah gubernur beberapa negara dan pemimpin agama menduga vaksin terkontaminasi HIV dan AIDS.
Polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen beberapa jam setelah infeksi. Namun, hal itu dapat dihentikan dengan pemberian vaksinasi.
Ketika kampanye pemberantasan polio secara global diluncurkan tahun 1988, lebih dari 350.000 anak di 125 negara mengalami kelumpuhan setiap tahunnya. Empat negara seperti Afghanistan, Chad, Nigeria, dan Pakistan telah melaporkan 60 kasus sepanjang tahun ini.