REPUBLIKA.CO.ID, ALJIERS--Sejak Ahad (20/5) lalu, pembangunan Agung Aljazair telah dimulai. Menteri Dalam Negeri Aljazair, Baoabdallah Ghlamallah dan Duta Besar Cina untuk Aljazair Liu Yuha hadir dalam peletakan batu pertama.
Dalam sambutannya, Bouabdallah mengatakan pembangunan masjid agung ini sekaligus menandakan hubungan baru antara Cina dan Aljazair.
Pembangunan yang menghabiskan dana satu miliar euro ini akan mencakup pembangunan menara masjid tertinggi di Afrika yakni 270 meter (886 kaki). Menara tersebut memiliki 25 tingkat dengan delapan lift yang memudahkan para pengunjung untuk naik ke setiap tingkat menaraaca.
Pada bangunan utama terdiri dari ruangan besar untuk shalat yang mampu menampung 120 ribu jamaah, perpustakaan, museum seni dan pusat penelitian. Dengan kapasitas demikian besar, masjid ini akan menjadi masjid terbesar ketiga di dunia setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Madinah.
China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), demikian nama perusahaan Cina yang membangun proyek tersebut di lahan seluas 20 hektare (49 are) di kawasan Mohammadia, akan menyelesaikan proyek itu pada tahun 2015
CSCEC China mengalahkan perusahaan Lebanon-Italia ''Arabian Construction Company ASTALDI'' dan perusahaan Aljazair-Spanyol ''Etrhb-Haddad-Cosider-FCC'' untuk kontrak pembangunan masjid tersebut.
Saat ini Aljazair memiliki tiga masjid besar, yaitu Masjid el-Kebir Djamaa dibangun pada abad 11; Masjid Djamaa el-Djedid yang dibangun pada 1660, serta Masjid Ketchaoua yang juga dibangun selama pemerintahan Ottoman di abad ke-17.