Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Tanda-tanda seorang muttaqin tidak saja menaruh kasih dan perhatian kepada sesama manusia, tapi juga kepada makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
Idealnya, orang yang berpuasa sudah dapat menciptakan kualitas ukhuwah basariah, ukhuwah Islamiyah, dan ukhuwah makhlukiah.
Kualitas muttaqin yang dijanjikan Tuhan bagi mereka yang menjalankan puasa secara ikhlas dan baik bukanlah janji sederhana. Kualitas muttaqin merupakan dambaan setiap orang.
Selain akan dilihat sebagai rahmat oleh sesama manusia dan sesama makhluk Tuhan, yang bersangkutan juga akan mengalami pengalaman spiritual yang mengasyikkan.
Seorang yang memiliki takwa akan merasakan kelapangan dada, meniru sifat Tuhan yang Maha Lapang (Al-Wasi’). Hujatan dan celaan atau pujian dan sanjungan apa pun yang dialamatkan orang kepadanya tidak lagi akan ditanggapi secara emosi berlebihan karena dadanya sedemikian lapang.
Berbeda dengan orang yang tidak memiliki unsur ketakwaan, selalu diwarnai suasana batin yang fluktuatif. Jika dihujat dadanya terasa sumpek dan jika disanjung lehernya akan bertambah panjang. Orang yang bertakwa sulit dikenali kapan ia ditimpa musibah dan kapan ia dikaruniai rezeki.
Ia memberikan respons yang biasa kepada semua yang datang kepadanya. Orang yang bertakwa akan menyadari Allah SWT sebagai Tuhan makrokosmos dan mikrokosmos. Manusia sebagai makhluk mikrokosmos merupakan bagian yang teramat kecil di antara seluruh makhluk ciptaan Tuhan.
Meskipun dipercaya oleh Tuhan sebagai khalifah di bumi (khalaif al-ardh), manusia tidak sepantasnya mengklaim Allah SWT lebih menonjol sebagai Tuhan manusia dari pada Tuhan makrokosmos.
Pemahaman yang demikian dapat memicu egosentrisme manusia untuk menaklukkan, menguasai, dan mengeksploitasi alam raya sampai di luar ambang daya dukungnya, bukannya bersahabat dan berdamai sebagai sesama makhluk dan hamba Tuhan.




