Senin 07 May 2012 23:53 WIB

Aden, Jejak Kota Tua (3-habis)

Rep: C15/Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Kota tua Aden, Yaman.
Foto: Blogspot.com
Kota tua Aden, Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, Sejarah klasik Aden mulai terekam saat pelaut Portugis Vasco da Gama (1460/1524) menemukan rute sekitar Tanjung Harapan pada 1497.

Enam belas tahun kemudian, kapten Portugis lainnya, Afonso d Albuquerque (1453-1515), menangkap makna strategis Aden dan mencoba menaklukannya. Namun, ia gagal karena Aden yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Bani Taher terbentengi dengan baik.

Aden pernah diduduki oleh Portugis pada 1513-1538 dan 1547-1548, serta oleh Kesultanan Utsman pada 1538-1547 dan 1548-1645. Setelah itu, ia dikuasai Kesultanan Lahej di bawah kepemimpinan para imam Zaidi di Yaman. Pada masa itu, Aden hanyalah sebuah desa kecil dengan populasi 600 orang dari suku Arab, Somalia, Yahudi, dan India.

Pada 1838, Sultan Muhsin bin Fadl dari Kesultanan Lahej memberikan 19 kilometer persegi wilayahnya, termasuk Aden, kepada Britania.

Pada 19 Januari 1839, Persekutuan Britania India Timur mengirim marinirnya ke Aden untuk menduduki wilayah tersebut dan menghentikan sejumlah penyerangan melawan pelayaran Britania ke India yang dilakukan para perompak. Sejak itu, Aden berada di bawah pendudukan Britania India hingga 1967.

Di bawah pimpinan seorang kapten Inggris bernama Stafford Bettesworth Haines dari Angkatan Laut India, pendudukan Britania mengubah Aden. Dari sebuah desa berpopulasi 600 jiwa, ia berkembang menjadi sebuah kota dengan populasi sekitar 20 ribu jiwa hanya dalam waktu beberapa tahun.

Pada 1937, Aden dilepaskan dari India dan menjadi sebuah koloni atau protektorat Kerajaan Britania, disebut Koloni Aden. Sebelumnya, wilayahnya dikenal dengan sebutan Pemukiman Aden (Aden Settlement).

Pergantian pemerintahan membuat mata uang rupee yang digunakan sebelumnya diganti dengan shilling Afrika Timur. Wilayah aslinya diperluas 13 kilometer persegi ke wilayah Pulau Perim (pulau vulkanik di Selat Mandeb yang menjadi salah satu pintu masuk ke Laut Merah) pada 1857 dan 73 kilometer persegi dari wilayah Kepulauan Khuriya Muriya (terdiri dari lima pulau di Laut Arab) pada pertengahan abad ke-19, serta 108 kilometer persegi dari wilayah Kamaran (pulau di Laut Merah yang dikontrol Yaman) pada 1915.

Karena posisinya yang strategis, Aden menjadi Ibukota Republik Rakyat Yaman Selatan yang berganti nama menjadi Republik Demokratis Rakyat Yaman pada 1970. Namun, dengan penyatuan wilayah utara dan selatan Yaman pada 1990, Aden tidak lagi menjadi ibukota nasional. Ia menjadi ibukota wilayah Provinsi Aden, meliputi wilayah yang sama dengan wilayah koloni Aden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement