Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Pertama kali, perlu kita jelaskan yang dimaksud dengan kata intelektual dalam tulisan ini bukanlah kecerdasan rasional atau kecerdasan logika seperti yang selama ini dipersepsikan oleh banyak tulisan yang berbahasa Indonesia.
Kata intelek dalam bahasa Inggris (intellect) lebih banyak berada di dalam wilayah spiritual daripada ke wilayah rasional intelektual. Sama dengan kata akal dalam bahasa Indonesia lebih banyak berkonotasi sarana kecerdasan biologis.
Padahal, kata akal dalam bahasa Arab ('aql) lebih banyak menjadi sarana kecerdasan rohani. Bahasa Indonesia populer telah mereduksi banyak istilah bahasa agama yang sangat penting.
Kecerdasan intelektual memang tidak bisa dipisahkan dengan struktur otak manusia, tetapi sekali lagi, kesempurnaan struktur otak tidak berbanding lurus dengan kehebatan kecerdasan spiritual seseorang. Mungkin ada orang yang secara biologis sel-sel otak yang dimilikinya tergolong sempurna, tetapi belum tentu menjanjikan kecerdasan intelektual.
Sebaliknya, ada orang yang tidak memiliki standar kecerdasan otak/ logika, tetapi memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Inilah yang dianalisis oleh para ahli spiritual modern, seperti William Chitik, SH Nasr, Osman Bakar, dan mendiang Saciko Murata.
Anatomi kecerdasan intelektual ditentukan oleh banyak faktor, tidak terkecuali faktor kondisi objektif struktur otak manusia. Kenyataannya, menurut para ahli neorologi, otak manusia memang sangat berbeda dengan struktur otak binatang, termasuk struktur otak manusia kuno juga berbeda dengan struktur otak manusia modern. Rongga tengkorak manusia purba lebih kecil, lebih dekat kepada primata/ monyet. Sedangkan, manusia modern memiliki otak lebih besar.
Lokus kecerdasan intelektual sejauh yang dapat diukur ialah aktivitas otak, dan inilah yang akan diungkap dalam tulisan ini. Otak adalah organ luar biasa dalam diri manusia sebagai ciptaan terbaik (ahsan taqwim).
Otak salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang ada di dalam diri manusia. Berat otak manusia hanya sekitar 1,5 kg atau kurang lebih lima persen dari total berat badan manusia. Namun, benda kecil ini mengonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh.
Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Pertumbuhan sel otak itu terjadi pada usia anak-anak. Ini mengingatkan kita betapa agung Alquran dan Hadis yang menyerukan perhatian khusus kepada anak-anak. Karena, di masa ini sangat menentukan masa depan dirinya sendiri.




