Senin 30 Apr 2012 17:19 WIB

Pro-Partai Sayap Kanan Jerman akan Tempel Karikatur Nabi Muhammad

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
Partai Sayap Kanan Jerman
Partai Sayap Kanan Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Kelompok Pendukung Partai Sayap Kanan Jerman (PRO-NRW) berencana untuk menempatkan poster berisikan karikatur Nabi Muhammad SAW di luar masjid, di kawasan Essen dan Gelsenkirchen, negara bagian Nordrhein-Westfalen. Namun, rencana itu mendapat penolakan lantaran dapat memicu bentrokan.

Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Nordrhein-Westfalen, Ralf Jäger mengutuk kampanye tersebut dan menyerukan dukungan untuk menolak kampanye yang dilakukan kelompok sayap kanan. "Mengikuti Pro-NRW sama saja dengan membakar kesucian spiritual. Kelompok ini secara sadar mengakui akan memprovokasi umat Islam. Sebagai pemerintah, tentu perlu untuk mencegah kebencian," kata dia seperti dikutip thelocal.de, Senin (30/4).

Kordinator Aksi, Lars Seindeticker mengaku heran dengan penolakan kampanye yang akan dijalankan Pro-NRW. Sebab, jelas efek dari kampanye ini adalah mencegah pengaruh masjid. "Masjid adalah pusat potensi perang saudara yang harus dicegah. Itu mengapa kita harus menghilangkan pengaruh itu hingga ke akar-akarnya," kata dia.

Tak hanya berniat untuk menempelkan poster berisi karikatur Nabi Muhammad SAW, NRW juga berencana untuk memberikan penghargaan berupa uang tunai kepada kartunis Denmark, Kurt Westergaard yang ditahbiskan sebagai pembuat karya Karikatur Anti-Islam Terbaik tahun ini. Namun, kabarnya, Westergaard menolak penghargaan itu.

'Pro NRW' bermaksud untuk mengirim aktivis-aktivis mereka ke-25 masjid di seluruh negara bagian menjelang pemilu pada 13 Mei mendatang.  Sebuah laporan di surat kabar Welt Die, Ahad (29/4) kemarin, sekitar 100 poster bakal ditempel para aktivis-aktivis tersebut.

Belakangan gerakan anti-Islam di Jerman mulai bergeliat kembali. Sebelumnya, Partai Demokrat Kristen, mengkritik distribusi Alquran yang dilakukan Muslim Jerman. Tak berselang lama, sekutu Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengungkap bahwa Islam bukanlah bagian dari Jerman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement