Selasa 24 Apr 2012 16:38 WIB

Muslim Belanda Cemas Geerts Wilders 'Kuasai' Pemerintah

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Geerts Wilders
Geerts Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM--Keberhasilan partai Kebebasan Belanda (PVV), pimpinan tokoh anti-Islam Belanda, Geerts Wilders menekan pemerintah yang selanjutnya ditandai dengan mundurnya Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, membuat Muslim Belanda dan Eropa patut cemas. Sebab, ada momentum dimana Wilders bakal melakukan perubahan besar di negeri Kincir Angin.

Profesor Ekonomi Bisnis, Renee Tisse Universitas Nijenrode menilai, pemerintahan saat ini sudah tunduk pada Wilders. Artinya, pemerintah tidak lagi mudah untuk meloloskan peraturan tanpa restu dari Wilders. "Pemerintahan sekarang harus meminta dukungan oposisi untuk melaksanakan kebijakan apapun," komentar dia seperti dikutip onislam.net, Selasa (24/4).

Kecemasan yang muncul dikalangan Muslim cukup beralasan mengingat gerak-gerik Wilders telah mengindikasikan adanya usaha untuk menyudutkan Muslim. Gelagat itu sudah tercium pada 2004 silam, ketika Wilders mulai mempengaruhi kebijakan yang terkait dengan Muslim. Wilders-lah sosok dibalik larangan burka dan jilbab. Ia juga yang menyerukan larangan terhadap Alquran.

Pada 2008, sepak terjang Wilders yang anti-Islam kian menguat ketika ia merilis sebuah film dokumenter berdurasi 15 menit. Dalam film tersebut, Wilders menuduh Alquran sebagai sumber kekerasan. Kampanye anti-Islam juga dilakukannya dengan partai PVV.

Ahli politik Belanda, Alfred Pijpers mengatakan situasi politik Belanda saat ini merupakan momentum terakhir Wilders untuk membuat perubahan besar di Belanda. Menurut Alfred, tidak mungkin Wilders dapat berbuat banyak jika memang ada pemilu baru. "Faktanya tidak ada pihak manapun yang mengkhendaki kemitraan dengan PVV," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement