REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sinyal positif bakal dicabutnya larangan jilbab dalam kancah sepak bola perempuan disambut baik Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Saya pikir tidak tepat untuk melarang perempuan berjilbab untuk bermain sepakbola. Kebijakan itu tampak bodoh," komentar Juru Bicara PBB Untuk Olahraga, Wlifred Lemke, pada Konvensi Olimpeade, Selasa (17/4) kemarin, seperti dikutip onislam.net, Rabu (18/4).
Sebelumnya, Asosiasi Dewan Sepakbola Internasional (IFAB) menyepakati pencabutan larangan itu pada bulan Maret lalu. Sementara, putusan akhir bakal diketahui Juli nanti, atau bertepatan dengan Olimpiade London 2012.
Lemke mengatakan larangan jilbab menghalangi setiap perempuan dari budaya berbeda untuk bermain sepakbola. Padahal sepakbola itu bukanlah milik budaya tertentu, melainkan milik dunia yang tentunya dapat dimainkan oleh siapapun.
"Kami ingin melihat perempuan bermain sepakbola, dimana hal itu mungkin bukanlah hal yang umum bagi mereka," katanya. "Untuk itu kami terus mendorong mereka untuk bermain," tambahnya.
Seperti diberitakan, pada bulan April 2010, FIFA mengumumkan rencana untuk melarang jilbab dalam ajang Olimpiade London. Padahal, cabang olahraga lain seperti rigby dan taekwondo mengizinkan muslimah untuk mengenakan jilbab dalam setiap kompetisi yang diadakan.
Tahun lalu, tim sepakbola perempuan Iran dilarang FIFA untuk ambil bagian dalam kualifikasi Olimpiade. Mereka menolak untuk melepas jilbab sebelum pertandingan dimulai. Akibat hal itu, Iran yang saat itu menempati posisi puncak klasemen terpaksa didiskualifikasi.