Ahad 25 Mar 2012 18:56 WIB

Alhamdulillah, Muslim Italia Akhirnya Bersatu

Rep: Agung Sasongko/ Red: Karta Raharja Ucu
Muslim Italia shalat berjamaah di Kota Naples.
Muslim Italia shalat berjamaah di Kota Naples.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Sebuah langkah maju diambil guna menyatukan komunitas Muslim Italia. Dalam kongres yang berlangsung Sabtu (24/3) kemarin, 250 masjid dan Islamic Center memutuskan untuk membentuk konfedarasi Islam Italia. Keputusan itu merupakan puncak dari dialog yang berlangsung sejak 2009 lalu.

"Akhirnya komunitas muslim punya satu yang bulat dan kuat," kata Sekjen Uni Masyarakat dan Organisasi Islam Italia (UCOII), Abdellah Redouane, seperti dikutip ansamed.info, Ahad (25/3).

Presiden terpilih Konfederasi Masjid Italia, Fiktri Wahid menyatakan organisasi ini lahir dari persatuan federasi regional mulai lebih dari setahun yang lalu dengan kongres yang berlangsung di Milan, Turin, Bologna, Brescia, dan Perugia.

"Pentingnya kelahiran organisasi baru ini adalah mempromosikan nilai-nilai kewarganegaraan dan Integrasi. Intinya, ada semacam kesepakatan untuk mendorong harmonisasi masyarakat Islam dengan komponen lainnya," ungkapnya.

Aspek penting lainnya, kata fikri, adalah menciptakan kondisi terbaik untuk menjamin martabat dan kebebasan beribadah, menggarisbawahi pentingnya keberadaan tempat ibadah yang mencerminkan kreatifitas dan kemegahan budaya Italia terhadap prospek integrasi dan dialog dengan agama-agama lain yang hadir di negara ini.

Di antara aspek-aspek baru dari Konfederasi ini adalah pembentukan lembaga para imam dan ulama. "Sampai sekarang, rencana itu belum diselesaikan," ujarnya.

Farian Sabahi, seorang guru besar sejarah negara Islam di Universitas Turin menilai, Italia tidak memilih model spesifik dan juga bagamana negara ini menghadapi Islam. Hal ini masih bukan prioritas utama pemerintah, dan itu sangat memalukan karena berlawanan dengan apa yang coba dilakukan negara Eropa lain.

"Muslim dianggap menakutkan bagi Italia karena kebanyakan adalah orang miskin," ujar Sabahi.

"Ada tanda-tanda menampakkan Muslim dianggap teroris seperti halnya imigran Rumania sebagai potensi pemerkosa, karena dalam beberapa kasus pemerkosaan, selalu melibatkan mereka di Italia dalam minggu terakhir," sambung wanita tersebut.

Sabahi meragukan jika Italia akan melihat Muslim seperti mereka yang melakukan kerusuhan di wilayah subur Perancis, namun ia berpikir sangat kritis untuk mencegah area potensial ketidakpuasan dengan mengijinkan Muslim membangun masjid. Di beberapa kota Italia, khususnya di utara, politisi telah mengeksploitasi sentimen anti-imigran untuk menghadang pembangunanan tempat ibadah baru.

"Imigran generasi kedua --yang berjumlah sekitar 700 ribu di Italia-- dapat menjadi elemen integrasi vital," ujar Lubna Ammoune, Muslim bernama asli Suriah yang lahir 20 tahun lalu di Milan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement