Sabtu 17 Mar 2012 20:44 WIB

Peran Kelompok Islam Moderat Dibutuhkan Atasi Radikalisme

Rep: Lilis Srihandayani/ Red: Chairul Akhmad
Terorisme (ilustrasi).
Foto: peoplefirstindia.org
Terorisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Kelompok Islam radikal terus bergerak untuk menyebarluaskan ajarannya. Karena itu, dibutuhkan peran aktif kelompok Islam moderat untuk mengatasinya.

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyad Mbai, menilai kelompok Islam moderat saat ini memang besar. Namun, lebih bersikap tidak aktif (silent majority).

Akibatnya, tempat dakwah seperti masjid dan pesantren, akhirnya malah disusupi kelompok radikal. "Karena itu, dibutuhkan peran aktif kelompok Islam moderat yang tak kenal lelah berdakwah," ujar Ansyad, Sabtu (17/3).

Ansyad mengungkapkan hal itu saat menjadi pembicara dalam "Seminar Internasional: Peran Ulama Pesantren dalam Mengatasi Terorisme Global". Adapun temanya adalah Sejarah Panjang Terorisme Global/Internasional di Kabupaten Cirebon.

Menurut Ansyad, peran aktif kelompok Islam moderat yang mayoritas tidak hanya baik untuk penanganan terorisme di Indonesia, namun juga di dunia secara luas. Umat Islam di Indonesia dengan jumlahnya yang mayoritas, harus terus menyuarakan Islam yang rahmatan lil alamin.

Maksudnya, Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam, dan bukan menebarkan kekerasan dan terorisme. "Dunia menunggu Indonesia dengan Islam yang mayoritas, tapi tetap bisa berdemokrasi secara baik," tegas dia.

Lebih lanjut Ansyad pun mengkritisi hukum di Indonesia yang dinilai terlalu lemah. Tidak ada pembedaan antara ranah agama dengan pelanggaran pidana. "Saya berharap, untuk penanganan terorisme di masa depan, maka sistem hukum harus diperkuat," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement