REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahukah Anda kalau masjid beratap kubah yang marak di Indonesia ini ternyata bukanlah hasil seni asli umat Islam. Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, Ali Mustafa Yakub, masjid beratap kubah itu mengadopsi bentuk kubah dari gereja Aya Sofya di Istanbul, Turki.
''Masjid itu tidak ada aturan bentuknya. Lapangan saja bisa jadi masjid,'' kata guru besar Hadis Institut Ilmu-Ilmu al Qur'an (IIQ) Jakarta ini saat berbicara pada seminar Seni: Antara Tuntutan Masyarakat dan Tuntunan Syariat di Jakarta, Rabu (14/3).
Masjid beratap kubah ini, kata Ali, tidak ditemukan di wilayah Maroko. Hal ini berkaitan karena di wilayah tersebut pengaruh kekhalifahan Turki Utsmani tidak masuk ke wilayah tersebut.
Saat ini, Ali melihat, tren masjid beratap kubah di Indonesia tak lepas pula dari pengaruh Turki Ustmani. Padahal, menurut dia, ketika Islam kali pertama dikenalkan oleh wali songo, atap-atap masjidnya mengadopsi budaya lokal Jawa. Ia menyebutkan contohnya Masjid Agung di Demak dan Kudus.
''Ini artinya Islam itu selalu hadir beradaptasi dengan budaya setempat, bukannya menjauh,'' ujarnya.